Allah tidak serupa dengan Makhluknya
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah
yang Maha Mendengar dan Melihat.” (Qs. Asy-Syuura: 11)
Dari
ayat di atas di firmankan bahwa Allah tidak serupa dengan sesuatu apapun. Allah
merupakan dzat yang maha cepat sehingga Allah tidak terbayangkan bentuknya,
karena dengan kecepatan Dzat-Nya, Allah dapat ada di setiap penjuru jagat raya,
waktu dulu, sekarang dan yang akan datang.
Di
dalam Al-Quran seringkali kita temukan sifat-sifat manusia dan organ-organ
manusia sering disebut sebagai organ Allah contohnya “di tangan Allah” seperti
ayat-ayat berikut :
Kemudian
setelah kamu berdukacita, Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk
yang meliputi segolongan dari pada kamu [241], sedang segolongan lagi [242]
telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri, mereka menyangka yang tidak benar
terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah [243]. Mereka berkata: "Apakah
ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?".
Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah".
Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan
kepadamu; mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak
campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan)
di sini". Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya
orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke
tempat mereka terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa
yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah
Maha Mengetahui isi hati. ( QS. Ali
Imran 3:154 ).
Dan
janganlah kamu percaya melainkan kepada orang yang mengikuti agamamu [205].
Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk (yang harus diikuti) ialah petunjuk
Allah, dan (janganlah kamu percaya) bahwa akan diberikan kepada seseorang
seperti apa yang diberikan kepadamu, dan (jangan pula kamu percaya) bahwa
mereka akan mengalahkan hujjahmu di sisi Tuhanmu". Katakanlah:
"Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah, Allah memberikan
karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Luas karunia-Nya)
lagi Maha Mengetahui"; ( QS. Ali Imran 3:73 )
Bahwasanya
orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia
kepada Allah [1397]. tangan Allah di atas tangan mereka [1398], maka
barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan
menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka
Allah akan memberinya pahala yang besar.
(Kami
terangkan yang demikian itu) supaya ahli Kitab mengetahui bahwa mereka tiada
mendapat sedikitpun akan karunia Allah (jika mereka tidak beriman kepada
Muhammad), dan bahwasanya karunia itu adalah di tangan Allah. Dia
berikan karunia itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai
karunia yang besar ( QS. Al Hadiid 57:29 )
Ketika kita mengakui segala nama dan
sifat yang Allah tetapkan, seperti Allah maha melihat, Allah tertawa, betis
Allah, tangan Allah, maka kita tidak diperbolehkan menerupakan sifat-sifat
tersebut dengan sifat makhluk.
Sayangnya, hal inilah yang sering
terjadi pada sekelompok orang, dan hal ini pulalah yang memicu penyimpangan
yang terjadi pada tauhid asma wa shifat. Kesalahan yang berbuah kesalahan.
Contohnya sebagai berikut:
Seseorang tidak ingin menyerupakan
sifat Allah dengan makhluk sehingga ia menyimpangkan (tahrif)
sifat-sifat yang Allah tetapkan bagi diri-Nya karena menganggap jika ia
menetapkan sifat tersebut maka ia akan menyerupakan Allah dengan makhluk.
Padahal tidak demikian. Allah sendiri menyatakan dalam firman-Nya,
“Tidak ada
sesuatu pun yang serupa dengan Allah, dan ia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
(Qs. Asy-Syuura: 11)
Hal ini disebabkan kesamaan dalam
nama tidak berarti kesamaan dalam bentuk dan sifat. Contohnya adalah kaki gajah
dan semut. Mereka sama-sama memiliki kaki, namun bentuk dan hakekat kaki
tersebut tetaplah berbeda.
Atau seseorang tidak ingin
menyerupakan Allah dengan makhluk karena khawatir akan menghinakan Allah
sehingga ia menolak segala nama dan sifat yang Allah tetapkan baik sebagian
atau seluruhnya. Contohnya adalah orang-orang yang menyatakan nama-nama Allah
hanya ada 13. Padahal apa yang mereka lakukan justru menghinakan Allah karena
penetapan mereka memiliki konsekuensi Allah memiliki sifat-sifat yang terbatas.
Allah Pemberi Rizki
Seringkah kita merenungi tentang
asal dari rizki yang kita nikmati selama ini?
Apakah rizki itu betul-betul
murni hanya dari usaha kita?
Seandainya Allah tidak
mengizinkannya, masih bisakah rizki itu sampai ke tangan kita?
Pernahkah kita memperoleh rizki
dari hal-hal yang jelas-jelas bukan kita yang mengusahakannya?
Lalu, siapakah sebenarnya yang paling menentukan dalam pembagian rizki setiap
makhluk di semesta alam ini?
Mari kita
jawab pertanyaan-pertanyaan di atas, yang utama jawaban itu untuk diri kita
sendiri. Setelah itu kita lihat perkataan Allah SWT dalam Al-Quran tentang
permasalahan di atas, dan kita bandingkan keduanya dengan jujur, Insya Allah
kita akan memperoleh pelajaran yang berharga.
Allah SWT
mengemukakan Pendapat-Nya tentang hal itu di antaranya:
“Sesungguhnya
Allah, Dia-lah Maha Pemberi rizki, Yang Memiliki Kekuatan lagi sangat Kokoh.”
(QS. 51: 58) juga,
“Dan
perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya, Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kamilah yang memberi rizki
kepadamu. Dan akibat yang baik itu adalah bagi orang yang bertakwa.”(QS.
20: 132)
Allah
menegaskan bahwa Dia-lah yang menjamin rizki kita. Apakah kita kurang percaya
dengan jaminan-Nya? Padahal sejak kita belum lahir dulu, sampai saat ini Allah
telah dan akan tetap menjamin rizki dari milyaran makhluk ciptaan-Nya.
Disinilah masalah besar
kita, seandainya keyakinan kita terhadap jaminan Allah kepada kita lemah.
Bagaimana
Cara Kita Mensikapinya?
Pada
ayat di atas, Allah menyambungkan perintah shalat dan bersabar dalam
mengerjakannya dengan masalah penjaminan rizki. Pada ayat lainnya Allah
berfirman, “Minta tolonglah dengan kesabaran dan shalat.”(QS. 2: 45)
Apa
hubungan anatara sabar dan shalat dengan masalah rizki?
Kira-kira begini
logikanya:
Jika kita mampu
bersabar, maka Allah akan selalu menolong kita.
“..Dan
beri kanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yang bila ditmpa
musibah, mengatakan: Sesungguhnya segala sesuatu milik Allah dan kepad-Nyalah
dikembalikan segala sesuatu. Mereka itulah yang mendapat shalawat yang sempurna
dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat
petunjuk.”(QS. 2: 155-157)
Sedangkan
shalat yang kita tegakkan akan menjadikan kita sebagai hamba Allah yang
bertakwa. Kemudian, Allah berjanji akan senantiasa menjamin rizki hamba-Nya
yang bertakwa.
“…Barangsiapa
yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
Dan memberinya rizki dari yang tidak diasangkanya. Dan barangsiapa yang
bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan akan mencukupkan (keperluan)-nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan
ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”(QS. 65: 2-3)
Allah Maha Pengampun
Pada suatu
hari datang seorang perempuan menghadap Nabi Musa a.s, perempuan tersebut
meminta kepada Nabi Musa a.s untuk mendoakan dirinya, agar Allah Swt mengampuni
dosa dan menerima taubatnya.
Atas
kedatangan dan permintaan tersebut, Nabi Musa a.s bertanya kepada perempuan
itu, “Apa yang kau lakukan sehingga kau merasa berdosa dan ingin bertaubat?”.
Kata perempuan itu berterus terang, “Aku telah berbuat zina hingga membuahkan
seorang anak, karena tidak ingin diketahui orang lain, yang nanti membuatku
malu, anak yang tidak berdosa itu akhirnya kubunuh”.
Mendengar
penyataan perempuan itu, Nabi Musa a.s menjadi sangat marah, wajahnya merah
karena menahan geram dan mengusir perempuan itu, “Enyahlah kau pelacur hina!”
Teriak Nabi Musa a.s., kemudian, “Jangan kau bakar aku dengan api nerakamu.
Jangan ada api langit turun ke bumi karena perbuatan kotormu itu!”.
Mendengar
umpatan Nabi Musa a.s, lemaslah tubuh perempuan itu. Harapannya untuk bertaubat
dan menjadi orang baik-baik telah menjadi sirna, serta bertanya dalam hatinya
sambil merintih pedih sambil meninggalkan Nabi Musa a.s, “Apakah orang yang
telah melakukan perbuatan jahat dan ingin bertaubat seperti aku ini tidak
diampuni Tuhan?”.
Sepeninggal
perempuan itu, turun Malaikat Jibril menjumpai Nabi Musa a.s untuk menyampaikan
firman Allah, “Wahai Musa, Allah telah menyampaikan teguran kepadamu. Mengapa
engkau menolak perempuan yang telah berbuat dosa dan datang kepadamu untuk
bertaubat?’. Jawab Nabi Musa a.s, “Perbuatan perempuan itu sangat nista dan
jahat sekali. Tidak pantas orang semacam dia untuk mendapat ampunan!”. Malaikat
Jibril menanggapi, “Tidakkah kamu tahu, bahwa ada perbuatan yang lebih jahat dari
apa yang telah diperbuat oleh perempuan itu, dan Allah masih mengampuninya!”.
“Perbuatan jahat yang bagaimana, yang melebihi kejahatan yang dilakukan
perempuan itu, ya Jibril?”, tanya Nabi Musa a.s. Jibril menjawab, “Orang yang
meninggalkan shalat dengan sengaja!”.
Mendengar
jawaban Malaikat Jibril tersebut, Nabi Musa a.s sangat menyesal karena telah
menolak taubat perempuan itu, padahal masih ada perbuatan yang lebih jahat dari
apa yang telah diperbuat oleh perempuan itu. Allah Maha Pengampun, siapapun
akan diampuniNya, asal ia mau bertobat. Firman Allah Swt berkenaan dengan hal
tersebut dalam surat
Al An’aam (QS, 6) ayat 54,
“Apabila
orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka
katakanlah: “Salaamun-alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih
sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu
lantaran kejahilan, kemudian ia bertobat setelah mengerjakannya dan mengadakan
perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Kemudian dalam
surat Maryam
(QS, 19) ayat 59, 60,
“Maka
datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan
memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan, kecuali
orang yang bertobat, beriman dan beramal shaleh, maka mereka itu akan masuk
surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikit pun”.
Di zaman Nabi
Musa ada seorang fasik yang suka melakukan kejahatan. Penduduk negeri tersebut
tidak mampu lagi mencegah perbuatannya, lalu mereka berdoa kepada Allah. Maka
Allah telah mewahyukan kepada Nabi Musa supaya mengusir pemuda itu dari
negerinya agar penduduknya tidak ditimpa bencana. Lalu keluarlah pemuda
tersebut dari kampunganya dan sampai disuatu kawasan yang luas, dimana tidak
seekor burung atau manusia pun di situ.
Selang
beberapa hari pemuda itu jatuh sakit. Merintihlah ia keseorangan, lalu berkata:
"Wahai Tuhanku, kalaulah ibuku, ayahku dan isteriku berada di sisiku sudah
tentu mereka akan menangis melihat waktu akan memisahkan aku dengan mereka
(mati). Andaikata anak-anakku ada di sisi pasti mereka berkata: "Ya Allah,
ampunilah ayah kami yang telah banyak melakukan kejahatan sehingga ia diusir
dari kampungnya ke tanah lapang yang tidak berpenghuni dan keluar dari dunia
menuju akhirat dalam keadaan putus asa dari segala sesuatu kecuali rahmat-Mu ya
Allah."
Akhir sekali
pemuda itu berkata: Ya Allah, janganlah Kau putuskan aku dari rahmat-Mu,
sesungguhnya Engkau Maha Berkuasa terhadap sesuatu." Seterlah berkata maka
matilah pemuda itu.
Kemudian Allah
mewahyukan kepada Nabi Musa, firmannya: "Pergilah kamu ke tanah lapang di sana ada seorang wali-Ku
telah meninggal. Mandikan, kapankan dan sembahyangkanlah dia." Setiba di sana Nabi Musa mendapati
yang mati itu adalah pemuda yang diusirnya dahulu. Lalu Nabi Musa berkata:
"Ya Allah, bukankah dia ini pemuda fasik yang Engkau suruh aku usir
dahulu." Allah berfirman: "Benar. Aku kasihan kepadanya disebabkan
rintihan sakitnya dan berjauhan dari kaum keluarganya. Apabila seseorang yang
tidak mempunyai saudara mati, maka semua penghuni langit dan bumi akan sama
menangis kerana kasihan kepadanya. Oleh kerana itu bagaimana Aku tidak
mengasihaninya sedangkan Aku adalah zat Yang Maha Penyayang di antara
penyayang."
Disinlah bukti
kebaradaan Allah dapat dilogikan, walaupun
logika ini belum dapat dibuktikan secara emperis. Logika akan keberadaan
alam semesta lain yaitu Jin, Malaikat, Ruh dan Tuhan merupakan bekal menuju
keimanan yang sempurna. Surga dan Neraka pastilah ada karena itu merupakan alur
perjalanan jagat raya kita yang tiada batas. Walaupun kita mati tetapi ruh
(energi) pembentuk diri kita tetap ada, dan ada pembalasan untuk setiap amal
kita setelah kehancuran alam semesta kita yang kedua (hari kiamat) dan kita
akan kekal di dalamnya.
Kebaikan akan
memberikan energi positif bagi kita, sehingga kelak setelah hari kiamat kita
akan tergiring ke dalam alam semesta yang kita namakan surga yang disana
terdapat kenikmatan yang tiada tara.
Kejelekan akan
memberikan energi negatif bagi kita, sehingga akan menggiring kita masuk dalam
alam semesta negetif yang kita namakan neraka, dan kita kekal didalamnya.
Allah adalah
Tuhan yang memberikan kebebasan bagi kita untuk memilih, Al-Quran hanyalah
sebagai petunjuk rahasia Allah akan adanya hari pembalasan terhadap orang-orang
yang berbuat kejelekan.
Semoga buku ini dapat menambah keimanan kita kepada
Allah, dan menambah keyakinan adanya hari kiamat, surga dan neraka. Dalam
Al-Quran Allah bersabda “Inilah kita yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan
berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran
orang-orang yang mempunyai pikiran (QS.38:29).
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakr Jabir Al-Jazairi.2000.Ensiklopedi Muslim.Darul Fikr.Jakarta Timur.
Ahmad Barizi.2004.Pandangan Muhammad Abduh tentang Dunia Malaikat.Hikmah.Jakarta.
Ahsin W,dkk.2008.Kamus Ilmu Al-Quran.Sinar Grafika Offset.Jakarta
Al fauzan, dkk.1998.Kitab Tauhid.Perpustakaan Nasional RI.Jakarta
Departemen Agama.2002.Al-Quran dan Terjemahnya.Mekar Surabaya.
Fatah Idris, Mustofa.1994.Jalan Menuju Surga.Al Ikhlas. Surabaya Indonesia
Masaru Emoto.2006.The True Power Of Water.MQ Publishing.Bandung.
Muh Ali-Ash-Shabunie.1983.Pengantar Ilmu-ilmu Al-Quran.Al Ikhlas. Syrabaya Indonesia.
Muhammad Syahrir.2007.Perjumpaan Dengan Iblis.Lentera Jakarta.
Muhammad Salin Mahyasin.2005.Sejarah Al Quran.Akademika Pressindo Jakarta.
Muhsin Labib.2004.Mengurai Tasawuf Irfan dan Kebatinan.Lentera Jakarta.
Moh Rifai.1984.Perbandingan Agama.Wicaksana.Semarang
Nurcholish 2004.Madjid.Pintu-pintu menuju Tuhan.Paramadina.Jakarta Selatan.
Nashir Makarim Syirazi.2005.Berhubungan dengan Roh.Lentera.Jakarta
Samir bin Amin Zuhari.Azab Kubur, Penyebab dan penangkalnya.Akademika Pressindo Jakarta.
Zarkasyi.1983.Usuludin.Tri Murti.Gontor Ponorogo.
http://simplyvie.com/2006/10/05/sejarah-awal-teori-pembentukan-tata-surya, 9 Desember 2009
http://Syahadat.com, attachment:/41/159-dalil-surga-dan-neraka.htm, 26 Juli 2009
http://my-mercusuar.blogspot.com/Blog Tutorial and Islam Blog_ Asal mula alam semesta.mht, 28 Juli 2009
http://febdian.net/drupal/, 28 Juli 2009
http://muxlim.com/ attachment:/96/default.htm, 24 Juli 2009
http://id.shvoong.com/books/ Menyingkap Alam Ruh.mht, 24 Juli 2009
http://blog.uad.ac.id/.../ 05/20/air-di-galaksi-asing/, 30 Juli 2009
http://1.bp.blogspot.com__OsaEvOWOntI_SEz1Ic0BEqI_AAAAAAAAA-M_v91KR24pwbg_s400_janin.jpg, 30 Juli 2009
http://imagehost.ngobrolaja.com_files_maxi_22greenwheel.jpg, 30 Juli 2009
http://img260.imageshack.us_img260_21_mirrorau5.png, 30 Juli 2009
http://photos-p.friendster.com_photos_65_67_83347656_1_597651987l.jpg, 30 Juli
http://islamlib.com/attachment:/110/default.htm, 4 Agustus 2009
http://www.supermance.com/feed, Asal Usul Manusia Yang Membingungkan, 2 Agustus 2006
http://www.suaramerdeka.com_beta1_news_images_499f050acd729.jpg, 2 Agustus 2009
http://aslamiyah.cybermq.com/attachment:/213/nama-nama-neraka-dan-penghuninya.htm, 4 Agustus 2009
http://www.syahadat.com/attachment:/235/1073-nama-nama-surga-dan-calon-penghuninya.htm, 4 Agustus 2009
http://alam.leoniko.or.id/alam_semesta.htm, 2 Agustus 2009
http://wetty1804.wordpress.com/2008/06/02/hello-world/, 2 Agustus 2009
http://yasirmaster.blogspot.com/ attachment:/323/misteri-bentuk-jagat-raya-dan-materi.html, 2 Agustus 2009
http://osdir.com/ml/attachment:/518/msg01118.html, 7 Agustus 2009
http://www.harunyahya.com/indo/artikel/022.htm, 5 Maret 2010
http://arsumba.com/2010/02/keseimbangan-alam/
http://blog.its.ac.id/ichwanmarine/2008/02/12/dia-menurunkan-hujan-dari-langit/
DAFTAR ISI
- Bab 11 Halaman 10, Allah tidak serupa dengan Makhl...
- Bab 11 Halaman 9, Allah adalah tidak terpengaruh w...
- Bab 11 Halaman 8, Cahaya di atas Cahaya
- Bab 11 Halaman 7, Toeri Penciptaan Alam Semesta
- Bab 11 Halaman 6, Dalil dan Logika terbentuknya Ja...
- Bab 11 Halaman 4, Kenapa jika ada Tuhan kejahatan ...
- Bab 11 Halaman 3, Kebenaran Al-Quran
- Bab 11 Halaman 2, Sifat-Sifat Allah
- Bab 11 Halaman 1, ALAM TUHAN
- Bab 10 Halaman 1, ALAM ENERGI KEDUA (ALAM RUH)
- Bab 9 Halaman 2, Surga (alam energi positif)
- Bab 9 Halaman 1, ALAM SURGA DAN NERAKA
- Bab 8 Halaman 3, Alam Makhsar
- Bab 8 Halaman 2, Hari Kiamat
- Bab 8 Halaman 1, HARI KIAMAT DAN ALAM MAHSYAR
- Bab 7 Halaman 2, Alam Cahaya menurut Fisika
- Bab 7 Halaman 1, ALAM CAHAYA (ALAM MALAIKAT)
- Bab 6 Halaman 2, Alam Barzakh menurut Al-Quran dan...
- Bab 6 Halaman 1, ALAM ENERGI (ALAM BARZAKH/ALAM R...
- Bab 5 halaman 2, Penejelasan Alam Jin Menurut Teor...
- Bab 5 Halaman 1, ALAM API (ALAM JIN)
- Bab 4 Halaman 1, PENGERTIAN ALAM GAIB
- Bab 3 Halaman 7, Asal Mula Alam semesta
- Bab 3 halaman 6, Bentuk galaksi
- Bab 3 Halaman 5, Matahari
- Bab 3 Halaman 4, Komposisi dan struktur
- Bab 3 Halaman 3, Tassili dan Tanzania: kesaksian d...
- Bab 3 Halaman 2, Teori Asal-usul Manusia yang berk...
- Bab 3 Halaman 1, ALAM TANAH (ALAM MANUSIA)
- Bab 2 Halaman 4, Teori string (garis)
- Bab 2 Halaman 3, Tipe-tipe Materi
- Bab 2 Halaman 2, Forsa Gravitasi (Gaya Gravitasi)
- Bab 2 Halaman 1, BENTUK JAGAT RAYA DAN TINGKATAN A...
- Bab 1 Haaman 5, Alam Semesta Paralel
- Bab 1 Halaman 4, SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ASTR...
- Bab 1 Halaman 3, SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ASTR...
- Bab 1 Halaman 2, SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ASTR...
- Bab 1 Halaman 1 KEBESARAN ALAM RAYA SEBAGAI CIPTAA...