1.
Kebenaran
Al-Quran
Umat Islam meyakini setiap kata dari Al-Qur’an. Menurut banyak bukti
yang sempurna, al-Qur’an adalah kitab mukjizat yang benar-benar diwahyukan
kepada Muhammad selama 23 tahun misinya dan terjaga dalam keadaan seperti ia
diwahyukan hingga hari ini. Tidak ada penyimpangan-penyimpangan yang terjadi
pada Al-Qur’an, sebagaimana Islam lahir dalam keadaan jelas dari sisi sejarah,
dan kekuatannya tidak pernah surut. Bahasa al-Qur’an, yaitu bahasa Arab, tetap
digunakan oleh lebih dari 500 juga, dan digunakan lebih dari 14 abad yang lalu.
Hikmah logis dari setiap ayat dalam al-Qur’an ditemukan secara luar
biasa, dan itu menunjukkan bahwa al-Qur’an tidak mungkin dihasilkan oleh
seorang Arab Badui seperti Muhammad, atau sekelompok ilmuwan.
Ada
banyak ayat dalam Al-Qur’an yang oleh para ilmuwan modern ditafsirkan sejalan
dengan keilmuwan modern,
1.
Tahap perkembangan janin di dalam rahim.
“Dan sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah (Nutfah); lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging (alaqah); lalu segumpal daging
itu Kami jadikan tulang belulang (mudghoh); lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging; kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik”(QS:Al-Mu’minun:12-14)
Dalam dunia medis
masa sekarang dikenal perkembangan trimester atau perkembangan tiga bulanan.
Hal itu bersesuaian dengan ayat Al-Quran di atas yang telah diwahyukan kepada
Nabi Muhammad saw 14 abad yang lalu yaitu 3 tahapan nutfah, alaqah dan mudgah.
Dalam Surat Az-Zumar ayat 6 juga dijelaskan bahwa dalam masa kehamilan janin
bayi mengalami 3 tahapan.
"... Dia
menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan.
Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai
kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana
kamu dapat dipalingkan?" (QS:Az Zumar:6)
Manusia merupakan
makhluk omnivora yang berarti makan daging dan tumbuhan, tetapi jika ditelusur
lebih dalam semua makanan berasal dari tumbuhan karena semua hewan yang kita
makan, makanannya juga tumbuhan. Dalam membuat makanan tumbuhan menyerap sari
pati tanah dari akar dan diolah di daun dengan bantuan sinar matahari.
Setelah menyerap
sari pati makanan badan manusia dapat mengolah sari makanan tersebut menjadi
sperma dan sel telur, saat pembuahan sperma dan sel telur, sperma dari manusia
laki-laki dan sel telur dari manusia perempuan bertemu dan berubah menjadi
zigot (nutfah), kemudian mengalami tahapan kehamilan dan lahir menjadi manusia
baru yang paling sempurna.
2.
Big Bang.
“Dan Apakah
orang-orang yang kafir itu tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara
keduanya. Dan daripada air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman?”. (QS.21:30).
Teori bigbang adalah teori yang saat
ini kita akui sebagai teori paling diterima tentang penciptaan alam semesta.
Big
Bang merupakan petunjuk nyata bahwa alam semesta telah 'diciptakan dari
ketiadaan', dengan kata lain ia diciptakan oleh Allah. Karena alasan ini, para
astronom yang meyakini paham materialis senantiasa menolak Big Bang dan
mempertahankan gagasan alam semesta tak hingga. Alasan penolakan ini terungkap
dalam perkataan Arthur Eddington, salah seorang fisikawan materialis terkenal
yang mengatakan: "Secara filosofis, gagasan tentang permulaan tiba-tiba
dari tatanan Alam yang ada saat ini sungguh menjijikkan bagi saya".
Seorang materialis lain, astronom terkemuka asal Inggris, Sir Fred Hoyle adalah
termasuk yang paling merasa terganggu oleh teori Big Bang. Di pertengahan abad
20, Hoyle mengemukakan suatu teori yang disebut steady-state yang mirip dengan
teori 'alam semesta tetap' di abad 19. Teori steady-state menyatakan bahwa alam
semesta berukuran tak hingga dan kekal sepanjang masa. Dengan tujuan
mempertahankan paham materialis, teori ini sama sekali berseberangan dengan
teori Big Bang, yang mengatakan bahwa alam semesta memiliki permulaan. Mereka
yang mempertahankan teori steady-state telah lama menentang teori Big Bang.
Namun, ilmu pengetahuan justru meruntuhkan pandangan mereka.
Pada tahun 1948,
Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa
setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang
ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini
haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang
'seharusnya ada' ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti
bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja.
Radiasi ini, yang disebut 'radiasi latar kosmis', tidak terlihat memancar dari
satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa.
Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari
tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk
penemuan mereka.
Pada tahun 1989,
NASA mengirimkan satelit Cosmic Background Explorer. COBE ke ruang angkasa
untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit
bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan
raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai
penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas
membuktikan teori Big Bang.
Bukti penting lain
bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam
berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam
semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium
sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan
dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah
habis sama sekali dan berubah menjadi helium.
Segala bukti
meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah.
Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal
muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah
Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat:
Yang telah
menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada
ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihtatlah
berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang. (QS. Al-Mulk, 67:3)
3.
Teori Big Crunch
“Pada hari
kami gulung langit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana
kami telah memulai penciptaan pertama begitulah kami akan mengulanginya. Itulah
suatu janji yang pasti Kami pasti tepati; sesungguhnya Kamilah yang
melaksanakannya” (QS.21:104)
Alam semesta
mungkin ditakdirkan untuk runtuh dan menghilang. Segala sesuatu yang kita lihat
sekarang, dan pada jarak yang jauh lebih besar yang tidak dapat kita lihat,
akan runtuh ke titik lebih kecil daripada sebuah proton.
"kesalahan" Einstein's
Nasib kosmos telah
hangat diperdebatkan selama puluhan tahun. Pada awal abad 20, Albert Einstein,
bersama sebagian besar fisikawan, percaya bahwa alam semesta statis - walaupun
ia mengembangkan persamaan untuk teori relativitas umum di tahun 1917
menunjukkan bahwa ruang itu sendiri, baik terbatas atau mengembangkan.
Untuk memastikan
bahwa teori baru ini konsisten dengan alam, Einstein menciptakan
"konstanta kosmologis": istilah matematika yang sewenang-wenang ia
dimasukkan ke dalam persamaan untuk menjamin alam semesta statis - setidaknya
di atas kertas. Untuk Einstein, konstanta kosmologis mungkin telah mewakili
beberapa jenis energi tak terlihat yang ada di dalam Ruang hampa - sebuah gaya yang cukup kuat untuk melawan gaya gravitasi yang diberikan oleh materi.
Tanpa energi vakum misterius ini melawan gravitasi, alam semesta pada akhirnya
akan crash ( menyusut) dalam dirinya sendiri, menurut teori relativitas umum.
Tetapi pengamatan
oleh astronom Edwin Hubble dan lain-lain di tahun 1920-an membuktikan bahwa
galaksi tidak tetap tetapi, pada kenyataannya, menjauh dari satu sama lain.
Karena alam semesta mengembang, Einstein tidak lagi diperlukan untuk faktor
anti-gravitasi dalam persamaan, maka ia menolak konstanta kosmologis sebagai
tidak relevan.
Pertama Einstein
memperkenalkan konstanta kosmologis dalam persamaan, kemudian dia berkata bahwa
ini adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya, Tapi tampaknya, ia masih suka ide
dan membicarakannya bertahun-tahun kemudian -- dan terus menulis persamaan yang
mencakup hal itu. "
Energi gelap
Pada tahun 1998,
ketika dua tim independen astronom menemukan bahwa alam semesta berkembang, ia
melakukan begitu pada yang selalu cepat. Penemuan-penemuan mereka didasarkan
pada pengamatan dari supernova - ledakan bintang yang memancarkan cahaya terang
luar biasa.
Sebuah supernova
adalah peristiwa langka, tapi teleskop baru yang dilengkapi dengan sensor
elektronik yang canggih memungkinkan tim peneliti untuk melacak puluhan ledakan
bintang di langit. Heran apa yang mereka lihat dunia astronomi: supernova,
ternyata, benar-benar sedang mempercepat dalam jumlah yang banyak tarik
gravitasi yang diperkirakan materi.
Gaya apa bisa cukup kuat untuk mengatasi
gravitasi dan menyebabkan alam semesta untuk mempercepat? Mungkin Einstein
benar selama ini - mungkin ada semacam energi dalam ruang vakum. Einstein
menyebutnya kosmologis konstan, dan 80 tahun kemudian, astronom akan memberikan
kekuatan tak terlihat ini dengan nama baru - energi gelap.
Percobaan empat
tahun lalu dikonfirmasi gambar sederhana dari alam semesta di mana sekitar 30
persen itu terbuat dari materi dan 70 persen terbuat dari energi gelap - apa
pun itu.
Dalam semalam,
sebuah konsep bahwa Einstein pernah ditolak sekarang dianggap sebagai kekuatan
yang dominan di alam semesta. Konstanta kosmologis tetap menjadi salah satu
misteri terbesar fisika modern.
Energi negatif
Prediksi utama
bahwa energi gelap akan terus menguasai gravitasi dan menghasilkan alam semesta
yang melarikan diri didasarkan pada asumsi bahwa total kepadatan energi gelap
di alam semesta lebih besar dari nol dan akan tetap demikian selamanya.
Hal ini tampak
jelas pada pandangan pertama, karena logika menyatakan bahwa kepadatan energi
gelap harus angka positif. bagaimana mungkin alam semesta diisi dengan
"energi negatif"? Tapi di dunia aneh fisika kuantum dan partikel
dasar teori, logika sehari-hari tidak selalu berlaku.
Selama satu tahun
lalu, fisikawan datang ke realisasi bahwa sangat sulit untuk memahami asal-usul
positif energi gelap dalam versi yang paling canggih partikel dasar teori -
seperti teori string dan diperluas supergravity.
Kami telah
menemukan bahwa beberapa upaya yang terbaik untuk menggambarkan energi gelap
memprediksi bahwa itu akan berangsur-angsur menjadi negatif, yang akan
menyebabkan alam semesta menjadi tidak stabil, kemudian runtuh. Orang-orang
yang mempelajari relativitas umum bertahun-tahun yang lalu yang menyadari hal
ini, tetapi untuk mereka, ini adalah kemungkinan akademis. Itu memang aneh
untuk berpikir tentang energi vakum negatif. Sekarang kami memiliki beberapa
alasan untuk percaya.
Kosmos akan runtuh
dalam 10 untuk 20 milyar tahun - kerangka waktu sebanding dengan usia alam
semesta, yang diperkirakan sekitar 14 miliar tahun.
Para
fisikawan tahu bahwa energi gelap dapat menjadi negatif dan alam semesta bisa
runtuh kapan di masa depan sangat jauh, mungkin dalam satu triliun tahun,
tetapi sekarang kita melihat bahwa kita mungkin, tidak pada awalnya, tetapi di
tengah-tengah siklus kehidupan alam semesta kita. Kabar baiknya, kita masih
punya banyak waktu untuk mencari tahu apakah ini akan terjadi.
Gelembung Cosmic
Astronomi adalah
ilmu yang dulu dikenal karena terus-menerus melakukan kesalahan, Bahkan ada
lelucon astrofisikawan selalu berada dalam kesalahan, tetapi tidak pernah ragu.
Kita hanya di awal penyelidikan kami masalah ini, dan akan menjadi salah jika
kita menafsirkan hasil kami sebagai prediksi hari kiamat yang dapat diandalkan.
Pada kasus manapun, model kita mengajarkan Bahkan yang paling abstrak partikel
dasar teori mungkin akhirnya harus sangat penting dalam membantu kita memahami
nasib alam semesta dan nasib kemanusiaan
Ruang observasi
langsung dengan teleskop, satelit dan instrumen lainnya akan menjawab banyak
pertanyaan tak terselesaikan, Kita memasuki era kosmologi presisi, di mana kita
benar-benar bisa mendapatkan banyak data, dan ini data menjadi lebih tepat.
Mungkin 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun, saya tidak tahu, tapi ini adalah skala
waktu di mana kita akan mendapatkan peta alam semesta dengan segala
bagian-bagian yang dapat diamati. Jadi, hal-hal yang menjadi spekulasi akan
berangsur-angsur menjadi lebih baik dan lebih baik didefinisikan.
Teori bahwa alam
semesta tidak dimulai dengan ledakan besar yang berapi-api tapi dengan cepat
luar biasa ekspansi (inflasi) dari ruang dalam ruang hampa-seperti negara.
Menurut teori inflasi, apa yang kita sebut alam semesta hanya satu menit
sepersekian kosmos yang jauh lebih besar.
Alam semesta
benar-benar terlihat, tidak seperti gelembung, tetapi seperti menghasilkan
gelembung gelembung baru, Kita hidup di bagian kecil dari satu gelembung, dan
kami melihat-lihat dan berkata, Ini adalah alam semesta kita. Jika gelembung
kita runtuh ke sebuah titik, gelembung baru kemungkinan akan mengembang di
tempat lain - mungkin menimbulkan bentuk yang sama sekali baru kehidupan.
Kami bagian dari alam semesta mungkin
mati, tetapi alam semesta secara keseluruhan, dalam arti tertentu, adalah abadi
- ini hanya berubah sifat-sifatnya.
4.
Siklus elemen di bumi yang seimbang [15-19],
“Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung
dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran”(QS.15:19)
Sungguh Tuhan
telah menciptakan alam semesta ini tidak ada yang salah sedikitpun.
Keseimbangan alam semesta merupakan salah satu bukti akan kekuasaan-Nya.
Misalnya Planet-planet mengitari Matahari diatur sesuai dengan jalur yang
tepat. Sedikit saja planet-planet tersebut melenceng peredarannya, maka yang
terjadi adalah benturan dengan planet yang lain.
Proses
keseimbangan juga terdapat pada bumi yang kita tempati ini. Semuanya diatur
sedemikian rupa sehingga manusia merasa nyaman berada di muka bumi. Sungguh
kasih sayang Allah terhadap makhluk-Nya sangat besar. Keteraturan alam yang
sempurna dapat dinikmati manusia untuk melangsungkan hidupnya.
Salah satu contoh,
di muka bumi terdapat sungai yang berfungsi sebagai sumber kehidupan manusia
dan juga sebagai tempat menampung air hujan yang turun. Coba bayangkan jika di
bumi tidak ada sungai, dimana air hujan harus ditampung? Sejuta ember pun tak
akan mampu menampung. Dan masih banyak lagi contoh keseimbangan alam yang
lain yang dapat ditemui di sekitar kita.
Akan tetapi, saat
ini manusia dengan tamaknya sudah agak berkurang dalam memperhatikan proses
keseimbangan alam ini. Sehingga tidak jarang kita lihat bencana dimana-mana
yang sebenarnya akibat ulah tangan manusia itu sendiri. Seperti yang saya
contohkan pada keseimbangan tata surya di atas, ketika keseimbangan tersebut
terganggu maka akan terjadi hal yang sangat merugikan.
Salah satu contoh
yang dapat kita ambil yaitu ketika terjadi banjir yang seringkali melanda di
Bumi Indonesia
tercinta ini. Tidak heran jika setiap kali hujan deras selalu mendatangkan
banjir. Hal ini karena sungai-sungai yang ada sudah tidak sanggup lagi
menampung air hujan yang datang terus menerus. Kenapa demikian? Salah satu
sebabnya adalah tersumbatnya aliran sungai. Kenapa tersumbat? Salah satunya
akibat pembuangan sampah sembarangan, sehingga menumpuk dan membuat sungai
menjadi dangkal kemudian air meluap.
Apakah dengan adanya
banyak bencana yang bertubi-tubi datang melanda itu karena Tuhan sedang marah? Hak
ini tergantung dari keyakinan kita masing-masing. Tapi saya tetap berkeyakinan
bahwa Tuhan adalah Maha Kasih dan Sayang. Segala bencana yang terjadi sebagian
adalah akibat ulah manusia sendiri, jadi tidak patut kiranya kita menyalahkan
Tuhan.
Memang bencana
tidak terjadi begitu saja. Tuhan tidaklah sewenang-wenang memerintahkan Bumi
berguncang, laut menerjang dan banjir menyerang. Sebelumnya ada hukum-hukum
yang ditetapkan-Nya menyangkut sistem kinerja alam raya.
Manusia karena
kedurhakaannya menjadi penyebab dan korbannya sekaligus. Kita lihat begitu
luasnya hutan kita yang gundul akibat ulah tangan-tangan jahil mengadakan
pembalakan liar yang mengakibatkan banjir datang. Sama halnya dengan para
pemimin yang kurang bertanggung jawab dengan seenaknya mengadakan pembalakan
liar memakan uang rakyat yang mengakibatkan kemiskinan semakin meningkat.
Keserasian alam,
adalah bukti akan keesaan Tuhan. Maka jangan salahkan Tuhan kalau keserasian
tersebut tidak diindahkan. Keserasian disini mengandung banyak sekali
elemen-elemen yang terkait. Jika salah satu rusak maka akan berpengaruh pada
yang lainnya.
5.
Geologi dan Hujan
“Tidaklah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit
lalu kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya.
Dan diantara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam
warnaya dan ada yang hitam pekat”.(QS.35:27)
Dalam ayat kauniah dan juga dalam ayat-ayat lainnya, Al-Qur`an selalu
menyebutkan bahwa Allah menurunkan hujan dari langit, padahal yang kita ketahui
bahwa hujan memang jatuh dari atas ke bawah, dari awan hujan ke permukaan bumi,
tapi awan hujan ini terbentuk karena uap air. Sungai, dana dan laut merupakan
sumber dari semua mata air di permukaan bumi, yang dipanaskan oleh sinar
matahari sehingga naik ke atas dan membentuk awan hujan, Jika uap air dalam
awan itu mencapai titik jenuhnya maka uap itu akan berkondensasi. Siklus
hidrologi ini selengkapnya adalah sebagai berikut. Semua sumber air di permukan
bumi itu dipanaskan dan diuapkan secara langsung atau tidak langsung oleh sinar
matahari pada waktu siang hari sehingga sebagian besar naik ke angkasa untuk
berkumpul bersama membentuk awan. Sebagian dari uap air itu mengembun pada daun
dari pohon-pohonan dan pada benda-benda lain di permukaan bumi. Setelah
kandungan kelembaban dalam awan hujan itu mencapai titik jenuh (atau titik
maksimal) maka uap air itu berkondensasi, mengembun lalu jatuh sebagai titik
titik air hujan. Hujan ini jatuh sebagian ke permukaan tanah, hutan, sebagian
lagi ke atas sungai, danau dan permukaan laut.
Di darat, air itu karena gaya
tarik bumi akan mengalir menuju ke bawah dan akhirnya akan bermuara ke sink
(tempat penampungan) berupa lembah-lembah, sungai, danau dan tentu saja laut.
Tapi proses pengaliran ini akan berlangsung dengan mulus jika saja tak ada yang
mengganggu proses tersebut. Yang terjadi itu bisa berupa kerusakan lingkungan,
atau pencemaran lingkungan dan lain-lain yang merupakan gangguan terhadap
siklus hidrologis ini. Gangguan yang mungkin terjadi, ialah penyerapan atau
pengalihan aliran sehingga aliran air menuju serapan akan terganggu.
Pembangunan perumahan diatas daerah serapan akan mengubah permukaan tanah menjadi
lapisan beton dan bahan bangunan yang lain, sehingga aliran air menuju daerah
serapan (sink) akan terganggu. Sebagai akibatnya maka jumlah air yang terdapat
pada tempat atau daerah serapan menjadi berkurang. Akibat global tentu saja
jelas, yaitu bahwa jika jumlah air di tempat serapan itu berkurang, maka jumlah
air yang tersedia untuk diuapkan dan kembali jatuh ke bumi sebagai air hujan
juga akan berkurang. Ini berpengaruh pada berkurangnya jumlah keseluruhan curah
hujan yang jatuh secara global di permukaan bumi, dan secara lokal yang jatuh
di suatu daerah tertentu. Air yang melenceng dari arahnya ke daerah serapan itu
tak selalu dapat berkontribusi pada penguapan air yang pada gilirannya akan
menjadi hujan. Air yang melenceng ini sebagian akan jatuh pada daerah yang
tersembunyi dari panas matahari, sehingga pada gilirannya tidak bisa
berkontribusi untuk penguapan dan pada jumlah curah hujan yang jatuh pada suatu
daerah.
Gangguan lain bisa juga berbentuk pengambilan air yang tidak sesuai
dengan aturan. Penyedotan air dalam bentuk pompa air baik secara alamiah maupun
secara elektrik, jika tidak sesuai dengan ketentuan akan mengganggu
keseimbangan air. Sebagaimana yang diketahui, serapan air itu bisa berupa
serapan terbuka dan serapan tertutup. Serapan terbuka itu fungsinya untuk
menyediakan sumber air untuk diuapkan menjadi curah hujan. Sedangkan serapan
tertutup tugasnya untuk menyediakan air bukan melalui air hujan, tetapi melalui
sediaan air untuk keperluan manusia misalnya untuk memasak,mandi dan untuk
keperluan industri. Penyedotan air yang tidak sesuai dengan aturan akan
menyebabkan sediaan air tertutup ini akan terganggu.
Penyedotan yang tidak beraturan ini dilaksanakan dalam berbagai modus
(cara) yaitu dengan menyedot tidak sesuai dengan jumlahnya. Jika manusia
menggunakan air itu dengan cara menyedotnya dalam jumlah yang berlebihan maka
keseimbangan jumlah air pada suatu daerah akan terganggu. Bila ini terjadi maka
keselamatan daerah itu juga akan terganggu. Berkurangnya jumlah air pada suatu
tempat akan berakibat pada melemah struktur tanah yang ada disekitarnya,
sehingga ambruknya bangunan dan struktur lain diatasnya hanya soal waktu.
Akibat lain dari berkurangnya air pada suatu daerah adalah aliran atau
penyerapan air dari tempat lain. Akibat penyedotan air yang berlebihan pada
wilayah Jakarta,
maka air laut sudah mulai merembes ke daratan jauh melebihi daerah pesisir
tempat air laut selayaknya berada. Dalam kenyataanya air sudah masuk melewati
daerah Monumen Nasional (Monas), sehingga pada daerah tersebut, air sumur sudah
mulai terasa asin, karena air laut sudah merembes sampai ketempat itu, merembes
masuk ke tempat sediaan air termasuk ke air sumur yang seharusnya tidak terasa
asin.
Sekarang kita kembali ke arah terbentuknya hujan, jika kita memperhatikan
siklus hidrologis itu, maka air hujan lebih tepat jika berasal dari permukaan
bumi, yaitu dari laut, sungai, danau dll tempat sediaan air di permukaan bumi.
Jadi tidak pada tempatnya jika Allah memfirmankan bahwa : Dia menurunkan hujan
dari langit. Memang hujan berada di “langit”, walaupun dalam arti “langit yang
lebih dekat”, tapi kalau kita perhatikan, ternyata bahwa awan itu hanya tempat
persinggahan sementara saja untuk menampung uap air sebelum akhirnya dalam
beberapa jam lagi akan menghilang lagi dan jatuh sebagai titik hujan. Sumber
yang sebenarnya adalah sediaan air yang ada di permukaan bumi.
Tapi dari manakah sumber air
itu ketika pertama kali terbentuk ? Ternyata bahwa ketika sama sekali belum
adanya air di bumi, air terbentuk dari perbenturan meteorit, asteroid dll
pecahan benda ruang angkasa, dari bentukan itu oksigen (O) dan hidrogen (H)
terbentuk dan akhirnya membentuk molekul H2O alias air yang akhirnya jatuh ke
bumi sebagai air purba alias air yang pertama kali terbentuk. Barulah setelah
air pertama ini terbentuk, air jatuh ke bumi, lalu terbentuklah laut, sungai,
danau dll sediaan air di permukaan bumi. Barulah siklus hidrologi yang terjadi
sekarang mulai terbentuk. Sehingga dari temuan ilmiah ini jelaslah bahwa untuk
pertama kalinya air hujan memang terbentuknya di langit, barulah setelah
terbentuknya di langit Allah menurunkannya dengan gaya tarik bumi ke permukaan
bumi, dan siklus peredaran airpun mulai terbentuk. Tidakkah kamu melihat bahwa
Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian) nya, kemudian
menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatan olehmu hujan keluar dari
celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit,
(yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka
ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan
dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya.Kilauan kilat awan itu
hampir-hampir menghilangkan penglihatan. (Quran 24:43)
6.
Astronomi
“Dan dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu
menjadikannya petunjukdalam kegelapan di darat dan dilaut. Sesungguhnya kami
telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran kepada orang-orang yang mengetahui”
(QS.6:97)
Dalam banyak peradaban kuno sebelum masehi bintang-bintang mempunyai
kedudukan yang tinggi. Orang-orang zaman dahulu percaya bintang-bintang di
langit mempunyai pengaruh terhadap kehidupan mereka di bumi. Mereka melihat
bintang-bintang tersebut sebagai suatu pola -kini dikenal sebagai konstelasi
atau rasi bintang- yang menempati suatu wilayah tertentu di langit.
Berkembanglah mitologi atau legenda dari berbagai peradaban kuno tentang
rasi-rasi bintang.
Salah satu rasi bintang yang dikenali oleh banyak peradaban dan
memiliki beragam kisah adalah Rasi Leo, rasi yang digambarkan sebagai singa
perkasa. Dalam mitologi Yunani Rasi Leo dikisahkan sebagai singa raksasa yang
terkenal buas, yang harus dikalahkan Herkules demi memenuhi tugas yang
diberikan oleh dewi Hera. Herkules berhasil memenangi pertarungan sengit
tersebut. Sebagai penghormatan, dewi Hera menempatkan singa buas tersebut di
satu bagian langit, menjadi singa yang tak lagi mematikan.
Lain lagi menurut orang-orang Mesir kuno. Bagi mereka Leo bukanlah satu
makhluk yang harus dikalahkan Herkules, melainkan salah satu dewa yang mereka
sembah, dewa singa yang sangat berpengaruh dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Tidak hanya orang-orang Yunani dan Mesir yang melihat bentuk singa pada rasi
ini. Orang-orang Sumeria juga telah melihat bentuk singa dan menyebutnya Ser.
Orang-orang Turki menyebutnya Artan. Orang-orang
Syria
menyebutnya Aryo. Arye bagi orang-orang Yahudi dan Aru bagi orang-orang Babylonia. Beragam sebutan dengan makna yang sama, singa.
Banyak lagi kisah-kisah menarik yang lahir dari memandangi langit
malam, Rasi Leo hanya salah satunya. Kadang apa yang dilihat oleh satu
peradaban tidak sama dengan yang dilihat oleh peradaban lainnya. Tujuh bintang
yang sangat menyolok di belahan langit utara yang seolah-olah membentuk sebuah
gayung raksasa adalah contohnya. Nenek moyang bangsa kita dahulu melihat tujuh
bintang ini sebagai bintang biduk atau sampan, perahu. Lain di barat, lain di
timur. Bagi orang Yunani kuno rasi ini tampak sebagai seekor beruang karena
mereka tidak hanya melihat ketujuh bintang saja tetapi dengan bintang-bintang
lainnya di sekitar tujuh bintang tersebut. Jadilah mereka melihat bentuk
beruang pada rasi itu. Bagi orang Romawi rasi ini tampak tidak hanya sebagai
beruang biasa tetapi sebagai beruang besar, disebut Ursa Major. Rasi ini kini
lebih dikenal sebagai big dipper atau gayung raksasa.
Selain mitologi yang tidak kalah menarik jika mendengar kata rasi
bintang adalah zodiak. Kebanyakan pikiran orang langsung tergiring pada dunia
ramal-meramal tanpa berminat mengetahui dasar ilmunya. Memang metode membaca
masa depan sangat bervariasi tetapi zodiak sebagai pemeran utamanya tentulah
sama.
Zodiak dapat diartikan sebagai wilayah tempat dua belas rasi bintang
yang tampak dari bumi dilintasi oleh matahari setiap tahunnya. Dua belas rasi
tersebut, jika tidak ingin melihat majalah, adalah Aries, Taurus, Gemini,
Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan
Pisces. Revolusi bumi mengelilingi matahari tiap tahunnya menyebabkan matahari
tampak seolah-olah bergerak dalam lintasan yang sama tiap tahunnya - meskipun
ini tidak benar karena adanya gerak presesi yang mengakibatkan perubahan
perlahan-lahan dalam posisi benda langit, dalam kurun waktu yang sangat lama.
Lintasan matahari itu disebut ekliptika. Dalam gerak semu tahunannya itu matahari
tampak dari bumi melintasi duabelas rasi bintang yang sama pada suatu saat
setiap tahunnya. Bangsa Babylonia diperkirakan sebagai bangsa yang pertama kali
mengenal zodiak sejak 2000 SM.
Tetapi marilah kita tinggalkan persoalan ramal-meramal kepada ahlinya
saja. Dalam ilmu astronomi sendiri zodiak tidak menempati kedudukan yang
teristimewa selain karena letaknya yang "strategis" tampak dilewati
matahari setiap tahunnya. Tidak seperti dalam dunia astrologi dimana zodiak
dianggap mempunyai pengaruh terhadap segala peristiwa di bumi.
Meskipun begitu, rasi bintang, termasuk zodiak diantaranya, bermanfaat
bagi manusia. Pada dasarnya kegiatan mengelompokkan bintang dan
"menganugerahinya" bentuk secara suka-suka telah ada sejak ribuan
tahun yang lalu. Telah sejak lama pula rasi-rasi bintang di langit digunakan
manusia sebagai petunjuk arah dan waktu. Salah satu contohnya adalah Big dipper
atau Ursa Major yang sejak dahulu telah digunakan sebagai petunjuk arah utara.
Agaknya orang-orang zaman dahulu telah menyadari bahwa rasi bintang muncul pada
saat dan wilayah langit yang sama dalam kurun waktu tertentu setiap tahunnya
sehingga dapat digunakan untuk keperluan navigasi.
Catatan tentang rasi bintang dapat ditemukan dalam buku karya
Ptolemaeus, Almagest, dimana disebutkan di dalamnya tentang 48 buah rasi
bintang yang dikenal saat itu. 47 diantaranya sama dengan yang dikenal saat
ini. Sejak tahun 1928 International Astronomical Union (IAU) meresmikan 88 buah
rasi bintang berikut batas-batas rasinya untuk menghindari adanya
"sengketa" wilayah antara satu rasi dengan yang lainnya. Pemetaan
langit seperti ini berguna sebagai "alamat" bintang-bintang, galaksi,
dan obyek langit lainnya sehingga memudahkan kerja para astronom dalam
penelitian astronomi.
Bintang-bintang dalam suatu rasi sebenarnya tidak terletak berdekatan
seperti yang kita lihat dari bumi. Satu bintang dengan bintang lainnya dalam
suatu rasi dapat terpisah jutaan tahun cahaya dan sebenarnya tidak punya urusan
antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena jarak kita di bumi dengan
bintang-bintang tersebut sangat jauh, bintang-bintang tersebut tampak
berdekatan dilihat dari bumi.
Sebagian bintang tidak dapat dilihat oleh sebagian orang di wilayah
tertentu di bumi ini. Polaris yang letaknya dekat dengan kutub utara contohnya,
tidak dapat dilihat oleh orang-orang di benua Australia. Crux atau bintang salib
selatan adalah satu contoh bintang di belahan langit selatan yang tidak dapat
dilihat dari Inggris di belahan bumi utara. Langit malam dengan rasi-rasi
bintangnya yang kita lihat dari tempat kita di Indonesia tentunya berbeda dengan
langit malam yang dilihat di Belanda.
Tiap bintang memiliki karakteristik masing-masing walau berada di
kelompok rasi yang sama. Dapat berupa bintang tunggal, ganda, bahkan majemuk.
Sama dengan manusia, bintang-bintang pun berevolusi. Bintang yang kita lihat
tidak kita sadari tengah mengalami proses evolusi, misalnya pada tahap awal
hidupnya. Bahkan tidak jarang kita mengira tengah melihat sebuah bintang,
ternyata yang kita lihat adalah sebuah planet atau bahkan nebula. Planet memang
tampak dari bumi hanya seperti sebuah titik cemerlang, seperti layaknya sebuah
bintang. Yang membedakan antara keduanya adalah kegenitannya dalam berkedip.
Bintang karena mengeluarkan cahayanya sendiri senantiasa tampak berkelap-kelip
sedangkan planet tidak berkelap-kelip karena ia hanya memantulkan cahaya, tidak
mengeluarkan cahaya.
Penggunaan abjad Yunani untuk bintang-bintang dalam suatu rasi
menunjukkan tingkat kecerlangan (magnitudo) bintang-bintang tersebut. ÃŽ±
menandakan bintang yang paling terang pada suatu rasi, ÃŽ² menandakan bintang
kedua yang paling terang dalam rasi tersebut, ÃŽ³ bintang ketiga paling terang
dalam rasi tersebut, dan begitu seterusnya. Contohnya dalam rasi Orion sang
pemburu, ÃŽ±-Orionids adalah bintang Betelgeuse dan ÃŽ²-Orionids adalah bintang
Rigel. Keduanya termasuk ke dalam duapuluh bintang paling terang jika dilihat
dari bumi. Sistem penamaan bintang dengan abjad Yunani seperti ini
diperkenalkan oleh Johann Bayer, ahli astronomi dari Jerman.
7.
Psikologi [13:28]
Al-Qur’an juga menyebutkan ukuran waktu dalam isyaratnya mengenai
penciptaan [22:47]. Al-Qur’an menyatakan bahwa penciptaan itu berlangsung
selama enam hari, dan kata ‘hari’ telah diinterpretasikan secara literal bukan
sebagai waktu dua puluh empat jam, tetapi sebagai periode atau tahapan waktu
untuk menyempurnakan ciptaan [32:5].
Awal penciptaan dituturkan di dalam al-Qur’an seara
logis dan tegas, dengan menyatakan banyak fakta dalam penciptaan. Namun,
seseorang yang membandingkan penjelasan tentang awal penciptaan seperti yang
disebutkan dalam al-Qur’an dan seperti yang disebutkan dalam Kitab Kejadian itu
akan dengan mudah menyimpulkan bahwa kedua buku memiliki sumber yang sama namun
al-Qur’an menjelaskannya secara logis dan ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakr Jabir Al-Jazairi.2000.Ensiklopedi Muslim.Darul Fikr.Jakarta Timur.
Ahmad Barizi.2004.Pandangan Muhammad Abduh tentang Dunia Malaikat.Hikmah.Jakarta.
Ahsin W,dkk.2008.Kamus Ilmu Al-Quran.Sinar Grafika Offset.Jakarta
Al fauzan, dkk.1998.Kitab Tauhid.Perpustakaan Nasional RI.Jakarta
Departemen Agama.2002.Al-Quran dan Terjemahnya.Mekar Surabaya.
Fatah Idris, Mustofa.1994.Jalan Menuju Surga.Al Ikhlas. Surabaya Indonesia
Masaru Emoto.2006.The True Power Of Water.MQ Publishing.Bandung.
Muh Ali-Ash-Shabunie.1983.Pengantar Ilmu-ilmu Al-Quran.Al Ikhlas. Syrabaya Indonesia.
Muhammad Syahrir.2007.Perjumpaan Dengan Iblis.Lentera Jakarta.
Muhammad Salin Mahyasin.2005.Sejarah Al Quran.Akademika Pressindo Jakarta.
Muhsin Labib.2004.Mengurai Tasawuf Irfan dan Kebatinan.Lentera Jakarta.
Moh Rifai.1984.Perbandingan Agama.Wicaksana.Semarang
Nurcholish 2004.Madjid.Pintu-pintu menuju Tuhan.Paramadina.Jakarta Selatan.
Nashir Makarim Syirazi.2005.Berhubungan dengan Roh.Lentera.Jakarta
Samir bin Amin Zuhari.Azab Kubur, Penyebab dan penangkalnya.Akademika Pressindo Jakarta.
Zarkasyi.1983.Usuludin.Tri Murti.Gontor Ponorogo.
http://simplyvie.com/2006/10/05/sejarah-awal-teori-pembentukan-tata-surya, 9 Desember 2009
http://Syahadat.com, attachment:/41/159-dalil-surga-dan-neraka.htm, 26 Juli 2009
http://my-mercusuar.blogspot.com/Blog Tutorial and Islam Blog_ Asal mula alam semesta.mht, 28 Juli 2009
http://febdian.net/drupal/, 28 Juli 2009
http://muxlim.com/ attachment:/96/default.htm, 24 Juli 2009
http://id.shvoong.com/books/ Menyingkap Alam Ruh.mht, 24 Juli 2009
http://blog.uad.ac.id/.../ 05/20/air-di-galaksi-asing/, 30 Juli 2009
http://1.bp.blogspot.com__OsaEvOWOntI_SEz1Ic0BEqI_AAAAAAAAA-M_v91KR24pwbg_s400_janin.jpg, 30 Juli 2009
http://imagehost.ngobrolaja.com_files_maxi_22greenwheel.jpg, 30 Juli 2009
http://img260.imageshack.us_img260_21_mirrorau5.png, 30 Juli 2009
http://photos-p.friendster.com_photos_65_67_83347656_1_597651987l.jpg, 30 Juli
http://islamlib.com/attachment:/110/default.htm, 4 Agustus 2009
http://www.supermance.com/feed, Asal Usul Manusia Yang Membingungkan, 2 Agustus 2006
http://www.suaramerdeka.com_beta1_news_images_499f050acd729.jpg, 2 Agustus 2009
http://aslamiyah.cybermq.com/attachment:/213/nama-nama-neraka-dan-penghuninya.htm, 4 Agustus 2009
http://www.syahadat.com/attachment:/235/1073-nama-nama-surga-dan-calon-penghuninya.htm, 4 Agustus 2009
http://alam.leoniko.or.id/alam_semesta.htm, 2 Agustus 2009
http://wetty1804.wordpress.com/2008/06/02/hello-world/, 2 Agustus 2009
http://yasirmaster.blogspot.com/ attachment:/323/misteri-bentuk-jagat-raya-dan-materi.html, 2 Agustus 2009
http://osdir.com/ml/attachment:/518/msg01118.html, 7 Agustus 2009
http://www.harunyahya.com/indo/artikel/022.htm, 5 Maret 2010
http://arsumba.com/2010/02/keseimbangan-alam/
http://blog.its.ac.id/ichwanmarine/2008/02/12/dia-menurunkan-hujan-dari-langit/
DAFTAR ISI
- Bab 11 Halaman 10, Allah tidak serupa dengan Makhl...
- Bab 11 Halaman 9, Allah adalah tidak terpengaruh w...
- Bab 11 Halaman 8, Cahaya di atas Cahaya
- Bab 11 Halaman 7, Toeri Penciptaan Alam Semesta
- Bab 11 Halaman 6, Dalil dan Logika terbentuknya Ja...
- Bab 11 Halaman 4, Kenapa jika ada Tuhan kejahatan ...
- Bab 11 Halaman 3, Kebenaran Al-Quran
- Bab 11 Halaman 2, Sifat-Sifat Allah
- Bab 11 Halaman 1, ALAM TUHAN
- Bab 10 Halaman 1, ALAM ENERGI KEDUA (ALAM RUH)
- Bab 9 Halaman 2, Surga (alam energi positif)
- Bab 9 Halaman 1, ALAM SURGA DAN NERAKA
- Bab 8 Halaman 3, Alam Makhsar
- Bab 8 Halaman 2, Hari Kiamat
- Bab 8 Halaman 1, HARI KIAMAT DAN ALAM MAHSYAR
- Bab 7 Halaman 2, Alam Cahaya menurut Fisika
- Bab 7 Halaman 1, ALAM CAHAYA (ALAM MALAIKAT)
- Bab 6 Halaman 2, Alam Barzakh menurut Al-Quran dan...
- Bab 6 Halaman 1, ALAM ENERGI (ALAM BARZAKH/ALAM R...
- Bab 5 halaman 2, Penejelasan Alam Jin Menurut Teor...
- Bab 5 Halaman 1, ALAM API (ALAM JIN)
- Bab 4 Halaman 1, PENGERTIAN ALAM GAIB
- Bab 3 Halaman 7, Asal Mula Alam semesta
- Bab 3 halaman 6, Bentuk galaksi
- Bab 3 Halaman 5, Matahari
- Bab 3 Halaman 4, Komposisi dan struktur
- Bab 3 Halaman 3, Tassili dan Tanzania: kesaksian d...
- Bab 3 Halaman 2, Teori Asal-usul Manusia yang berk...
- Bab 3 Halaman 1, ALAM TANAH (ALAM MANUSIA)
- Bab 2 Halaman 4, Teori string (garis)
- Bab 2 Halaman 3, Tipe-tipe Materi
- Bab 2 Halaman 2, Forsa Gravitasi (Gaya Gravitasi)
- Bab 2 Halaman 1, BENTUK JAGAT RAYA DAN TINGKATAN A...
- Bab 1 Haaman 5, Alam Semesta Paralel
- Bab 1 Halaman 4, SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ASTR...
- Bab 1 Halaman 3, SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ASTR...
- Bab 1 Halaman 2, SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ASTR...
- Bab 1 Halaman 1 KEBESARAN ALAM RAYA SEBAGAI CIPTAA...
No comments:
Post a Comment
Bagaimana Menurut Anda?