Dalil dan Logika terbentuknya Jagatraya (Allah Maha Pencipta)
Dan tidaklah Tuhan
yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan
itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah maha pencipta lagi Maha Mengetahui.
( QS. Yaa Siin 36:81 )
Manusia
selalu mencari sebab-sebab dari setiap kejadian yang disaksikannya. Dia tidak
pernah menganggap bahwa sesuatu mungkin terwujud dengan sendirinya secara
kebetulan saja, tanpa sebab. Seorang sopir yang mobilnya mogok akan turun dari
kendaraannya dan memeriksa kemungkinan sebab-sebab mogoknya mobil itu. Tidak
akan pernah terpikir olehnya bahwa mobilnya akan bisa mogok manakala segala
sesuatu berada dalam kondisi yang prima. Untuk membuat mobilnya bisa berjalan
lagi, dia akan menggunakan cara apa pun yang bisa dilakukannya. Dia tidak akan
pernah duduk-duduk saja menunggu mobilnya bisa berjalan lagi.
Jika seseorang
merasa lapar, dia akan berpikir tentang makanan. Jika dia haus, dia akan
memikirkan air. Jika dia kedinginan, dia akan mengenakan pakaian tambahan atau
menyalakan api. Dia tidak akan pernah duduk-duduk saja sambil meyakinkan
dirinya bahwa suatu kebetulan akan menyelesaikan masalahnya. Seseorang yang
ingin mendirikan bangunan, meminta jasa seorang arsitek, dan para pekerja
bangunan. Dia tidak akan pernah berharap bahwa keinginannya terlaksana dengan
sendirinya.
Bersama dengan
maujudnya manusia, gunung-gunung, hutan-hutan, dan lautan-lautan yang luas juga
telah ada bersamanya. Dia selamanya telah melihat matahari, bulan, dan bintang
bergerak dengan teratur dan terus-menerus melintasi langit.
Meski
demikian, orang-orang yang berilmu di dunia, tanpa mengenal lelah, telah
mencari sebab-sebab wujud-wujud dan fenomena-fenomena yang menakjubkan itu.
Tidak pernah mereka mengatakan: “Selama kita hidup, kita telah menyaksikan
benda-benda langit tersebut dalam bentuknya seperti yang sekarang ini. Karena
itu, tentu mereka terwujud dengan sendirinya.”
Hasrat ingin
tahu dan ketertarikan yang bersifat instinktif terhadap sebab-sebab ini memaksa
kita menyelidiki bagaimana benda-benda di alam ini muncul, dan menyelidiki
ketertibannya yang mengagumkan. Kita dipaksa untuk bertanya “ Apakah alam
semesta ini, dengan seluruh bagiannya yang saling berkaitan yang benar-benar
membentuk satu kesatuan sistem yang besar itu, terwujud dengan sendirinya,
ataukah ia memperoleh wujudnya dari sesuatu yang lain?”
Apakah sistem
mengagumkan yang berlaku di seluruh alam semesta ini, yang diatur oleh
hukum-hukum abadi tanpa kekecualian dan yang membimbing segala sesuatu menuju
tujuannya yang unik, dikendalikan oleh suatu kekuasaan dan pengetahuan yang tak
terbatas, ataukah ia muncul secara kebetulan saja?
Jawaban
terhadap pertanyaan ini positif, artinya ke manapun manusia melihat di seluruh
penjuru semesta ini, ia akan melihat bukti-bukti yang melimpah akan adanya satu
Pencipta dan Kekuatan Pemelihara, sebab manusia melihat bahwa setiap ciptaan
itu menikmati anugerah-anugerah wujud dan secara otomatis bergerak mengikuti
jalan yang tertentu, akhirnya lenyap dan digantikan makhluk yang lain.
Makhluk-makhluk ini tidak pernah mewujudkan dirinya sendiri, menciptakan arah
perkembangannya sendiri, ataupun memainkan peran sekecil apa pun dalam
menciptakan atau Bukti.
Manusia selalu
mencari sebab-sebab dari setiap kejadian yang disaksikannya. Dia tidak pernah
menganggap bahwa sesuatu mungkin terwujud dengan sendirinya secara kebetulan
saja, tanpa sebab. Seorang sopir yang mobilnya mogok akan turun dari
kendaraannya dan memeriksa kemungkinan sebab-sebab mogoknya mobil itu. Tidak
akan pernah terpikir olehnya bahwa mobilnya akan bisa mogok manakala segala
sesuatu berada dalam kondisi yang prima. Untuk membuat mobilnya bisa berjalan
lagi, dia akan menggunakan cara apa pun yang bisa dilakukannya. Dia tidak akan
pernah duduk-duduk saja menunggu mobilnya bisa berjalan lagi.
Jika seseorang
merasa lapar, dia akan berpikir tentang makanan. Jika dia haus, dia akan
memikirkan air. Jika dia kedinginan, dia akan mengenakan pakaian tambahan atau
menyalakan api. Dia tidak akan pernah duduk-duduk saja sambil meyakinkan
dirinya bahwa suatu kebetulan akan menyelesaikan masalahnya. Seseorang yang
ingin mendirikan bangunan, meminta jasa seorang arsitek, dan para pekerja
bangunan. Dia tidak akan pernah berharap bahwa keinginannya terlaksana dengan
sendirinya.
Bersama dengan
maujudnya manusia, gunung-gunung, hutan-hutan, dan lautan-lautan yang luas juga
telah ada bersamanya. Dia selamanya telah melihat matahari, bulan, dan bintang
bergerak dengan teratur dan terus-menerus melintasi langit.
Meski demikian, orang-orang yang berilmu di dunia, tanpa mengenal lelah, telah
mencari sebab-sebab wujud-wujud dan fenomena-fenomena yang menakjubkan itu.
Tidak pernah mereka mengatakan: “Selama kita hidup, kita telah menyaksikan
benda-benda langit tersebut dalam bentuknya seperti yang sekarang ini. Karena
itu, tentu mereka terwujud dengan sendirinya.”
Hasrat ingin
tahu dan ketertarikan yang bersifat instinktif terhadap sebab-sebab ini memaksa
kita menyelidiki bagaimana benda-benda di alam ini muncul, dan menyelidiki
ketertibannya yang mengagumkan. Kita dipaksa untuk bertanya “ Apakah alam
semesta ini, dengan seluruh bagiannya yang saling berkaitan yang benar-benar
membentuk satu kesatuan sistem yang besar itu, terwujud dengan sendirinya,
ataukah ia memperoleh wujudnya dari sesuatu yang lain?”
Apakah sistem
mengagumkan yang berlaku di seluruh alam semesta ini, yang diatur oleh
hukum-hukum abadi tanpa kekecualian dan yang membimbing segala sesuatu menuju
tujuannya yang unik, dikendalikan oleh suatu kekuasaan dan pengetahuan yang tak
terbatas, ataukah ia muncul secara kebetulan saja?
Jawaban
terhadap pertanyaan ini positif, artinya ke manapun manusia melihat di seluruh
penjuru semesta ini, ia akan melihat bukti-bukti yang melimpah akan adanya satu
Pencipta dan Kekuatan Pemelihara, sebab manusia melihat bahwa setiap ciptaan
itu menikmati anugerah-anugerah wujud dan secara otomatis bergerak mengikuti
jalan yang tertentu, akhirnya lenyap dan digantikan makhluk yang lain. Makhluk-makhluk
ini tidak pernah mewujudkan dirinya sendiri, menciptakan arah perkembangannya
sendiri, ataupun memainkan peran sekecil apa pun dalam menciptakan atau
mengorganisasi eksistensi mereka.
Kita sendiri
tidak memilih kemanusiaan kita atau karakteristik-karakteristik manusiawi kita;
kita diciptakan sebagai manusia dan diberi karakteristik-karakteristik
kemanusiaan tersebut. Sama halnya, akal kita tidak akan pernah bisa menerima
bahwa semua wujud yang ada di alam semesta ini terwujud secara kebetulan saja,
dan bahwa sistem wujud itu muncul begitu saja.
Akal kita
tidak akan pernah bisa menerima bahwa semua wujud yang ada di alam semesta ini
terwujud secara kebetulan saja, dan bahwa sistem wujud itu muncul begitu saja.
Akal kita tidak bisa menerima bahwa sejumlah potongan batu bata telah berkumpul
bersama-sama secara kebetulan dan dengan sendirinya untuk membentuk sebuah
rumah.
Menurut teori
peluang, sebagai contoh, bila kita mengocok huruf yang tertulis dalam kertas
masing-masing bertuliskan A, B, C hingga Z (ada 26 huruf). Kemudian kita ambil
satu demi satu dan diletakkan di atas meja berurutan. Maka peluang kemunculan
huruf-huruf tersebut berurutan ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ adalah kurang dari
0,0000000000000000000000000025 atau kurang dari seperempatratus trilyun
trilyun.
Dalam tubuh
manusia (70 kg) terdapat sekitar 7 trilyun trilyun trilyun atom (99%nya adalah
Hidrogen, Oksigen dan Karbon). Bisakah kita bayangkan betapa kecil
kemungkinan 7 trilyun trilyun trilyun atom ini membentuk, menyusun,
berinteraksi dengan sangat kompleks secara “kebetulan” sehingga seorang manusia
mewujud di dunia dengan kelengkapan sistem kehidupannyanya ?
Bagaimana pula
dengan masyarakat manusia yang terdiri atas milyaran manusia dan tak terhitung
spesies-spesies tumbuhan dan hewan baik di daratan maupun di lautan yang
tertata rapi membentuk rantai-rantai ekosistem dan berbagai keteraturan dan
kesalingterkaitan?
Bagaimana pula
dengan planet bumi yang terdiri atas trilyun trilyun trilyun ….. atom yang
tertata sedemikian rapi dengan pergantian musimnya, hukum-hukum geologis,
hukum-hukum meteorologi, siklus air, keteraturan arus-arus lautan, dan tak
terhitung keteraturan-keteraturan lain?
Bagaimana pula
dengan posisi bumi di tatanan tata surya, yang “melayang-layang” tanpa tiang
bersama planet-planet lain; dan mengikuti berbagai aturan yang bahkan terukur
dengan sangat nyata seperti hukum Keppler? Dengan posisi rotasi yang
memungkinkan siklus empat musim? Bagaimana pula tata surya sebagai satu dari
100 milyar bintang yang berputar-putar mengitari pusat galaksi bima sakti ?
Jadi realisme
instinktif manusia menyatakan bahwa alam wujud pastilah memiliki satu penopang
yang merupakan Sumber wujud dan Pencipta serta Pemelihara alam semesta,
dan bahwa Wujud serta Sumber kekuasaan dan pengetahuan yang tak terbatas ini
adalah Tuhan, sumber segala wujud dalam sistem eksistensi.
Jika manusia
memperhatikan alam ini dengan pikirannya dan mengkajinya dengan akalnya, maka
ia akan mendapatinya seperti rumah yang dibangun dan tersedia di dalamnya semua
yang dibutuhkannya. Langit terbentang sebagai atap, bumi terhampar sebagai
alas, bintang-bintang bercahaya sebagai lampu dan mutiara-mutiara terpendam
sebagai simpanan, udara dengan oksigen di dalamnya untuk bernafas, air yang
melimpah ruah di seluruh bumi untuk minuman. Semua itu tersedia di dalamnya.
Dan manusia adalah sebagai pemilik rumah yang memiliki dan menikmati semua yang
ada di dalamnya.
Aneka tumbuhan
tersedia bagi kebutuhannya, baik untuk dimakan maupun obat-obatan. Aneka
binatang tersedia bagi kebutuhannya juga, baik untuk dimakan maupun kendaraan
dan lain-lain. Juga aneka barang tambang, yang bisa digunakan untuk berbagai
keperluan. Di dalam hal ini terdapat bukti yang jelas bahwa alam ini diciptakan
dengan perhitungan, keteraturan dan keserasian. Dan bahwa penciptanya adalah
satu. Dialah yang mengatur dan menyusun sebagian terhadap bagian lainnya.
Mahaagung kesucian-Nya. Mahatinggi kemurahan-Nya, Mahamulia wajah-Nya dan tiada
tuhan selain-Nya. Mahatinggi Dia dari apa yang dikatakan orang-orang murtad,
dan Mahaagung dari apa yang diyakini orang-orang ingkar.
Jika manusia
memperhatikan alam ini dengan pikirannya dan mengkajinya dengan akalnya, maka
ia akan mendapatinya seperti rumah yang dibangun dan tersedia di dalamnya semua
yang dibutuhkannya. Langit terbentang sebagai atap, bumi terhampar sebagai
alas, bintang-bintang bercahaya sebagai lampu dan mutiara-mutiara terpendam
sebagai simpanan, udara dengan oksigen di dalamnya untuk bernafas, air yang
melimpah ruah di seluruh bumi untuk minuman. Semua itu tersedia di dalamnya.
Dan manusia adalah sebagai pemilik rumah yang memiliki dan menikmati semua yang
ada di dalamnya.
Aneka tumbuhan
tersedia bagi kebutuhannya, baik untuk dimakan maupun obat-obatan. Aneka
binatang tersedia bagi kebutuhannya juga, baik untuk dimakan maupun kendaraan
dan lain-lain. Juga aneka barang tambang, yang bisa digunakan untuk berbagai
keperluan. Di dalam hal ini terdapat bukti yang jelas bahwa alam ini diciptakan
dengan perhitungan, keteraturan dan keserasian. Dan bahwa penciptanya adalah
satu. Dialah yang mengatur dan menyusun sebagian terhadap bagian lainnya.
Mahaagung kesucian-Nya. Mahatinggi kemurahan-Nya, Mahamulia wajah-Nya dan tiada
tuhan selain-Nya. Mahatinggi Dia dari apa yang dikatakan orang-orang murtad,
dan Mahaagung dari apa yang diyakini orang-orang ingkar.
Dengan merujuk
pada pembahasan terdahulu, muncullah pertanyaan ini: Jika seluruh alam semesta
dan setiap bagiannya, dari atom sampai galaksi dan dari mineral sampai manusia,
merupakan tanda-tanda jelas yang menunjukkan Kearifan, Kekuasaan, Berkehendak,
Keesaan, Pengasih, dan sifat-sifat lain Pencipta alam semesta, apakah tidak
berarti bahwa alam semesta ini juga merupakan suatu bukti yang jelas dan tidak
terbantahkan tentang eksistensi Pencipta itu sendiri?
Wujud manusia
tidaklah bersumber dari dirinya sendiri, demikian pula kualitas-kualitas yang
dimilikinya tidak muncul dari kehendaknya sendiri. Tidak pula perjalanan
hidupnya, yang bermula sejak saat pertama keberadaan, berada dalam kontrolnya;
tidak pula dia bisa menganggap bahwa sistem ini merupakan suatu kejadian yang
bersifat acak, atau bahwa eksistensinya dan sistemnya muncul dari lingkungan
asal-usulnya. Wujud dari lingkungan ini dan sistem yang mengaturnya bukan
produk dari lingkungannya. Mereka tidak muncul secara kebetulan.
Dengan
demikian kita tidak punya pilihan lain selain mengukuhkan maujudnya satu sumber
penciptaan yang menciptakan dan memelihara semua hal. Dia-lah yang
menganugerahkan wujud kepada semua wujud dan kemudian membimbingnya ke arah
kesempurnaannya sendiri yang khas melalui satu sistem yang khusus.
Karena kita
melihat satu sistem tunggal di alam semesta ini di mana makhluk-makhluk
diciptakan dalam keadaan saling bergantung maka kita mesti menyimpulkan bahwa
Sumber penciptaan yang mewujudkan sistem ini adalah Satu.
ALLAH SWT berfirman:
Sekiranya
ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah langit dan bumi
telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang Mempunyai Arasy daripada apa yang
mereka sifatkan. (QS (AL-ANBIYA) : 22)
Ketunggalan
Wujud Wajib tidaklah merupakan ketunggalan numerik, karena dua, tiga dan empat
dan seterusnya sama sekali mustahil bagi Wujud Wajib. KetunggalanNya bukanlah
merupakan ketunggalan partikular yang ditemukan pada suatu individu dari suatu
hal yang alamiah; tidak juga merupakan ketunggalan generik atau spesifik yang
ditemukan pada setiap gagasan umum atau setiap kuiditas. KetunggalanNya tidak
juga merupakan ketunggalan konjungtif yang ditemui ketika sejumlah benda diatur
atau disatukan menjadi sebuah hal yang tunggal; tidak juga merupakan
ketunggalan hubungan yang ditemukan dalam kuantitas-kuantitas dan hal-hal yang
terukur.
Tidak juga, merupakan ketunggalan-ketunggalan relatif
yang lain. Tidak, KetunggalanNya bukanlah (ketunggalan-ketunggalan relatif ini),
tidak diketahui dalam intinya yang paling hakiki, sebagaimana ZatNya –Maha
Mulia Ia- kecuali bahwa KetunggalanNya adalah Sumber seluruh
ketunggalan-ketunggalan (lain ini), sebagaimana wujudNya adalah Sumber seluruh
wujud-wujud (partikular). Maka: Tidak ada yang kedua bagiNya.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakr Jabir Al-Jazairi.2000.Ensiklopedi Muslim.Darul Fikr.Jakarta Timur.
Ahmad Barizi.2004.Pandangan Muhammad Abduh tentang Dunia Malaikat.Hikmah.Jakarta.
Ahsin W,dkk.2008.Kamus Ilmu Al-Quran.Sinar Grafika Offset.Jakarta
Al fauzan, dkk.1998.Kitab Tauhid.Perpustakaan Nasional RI.Jakarta
Departemen Agama.2002.Al-Quran dan Terjemahnya.Mekar Surabaya.
Fatah Idris, Mustofa.1994.Jalan Menuju Surga.Al Ikhlas. Surabaya Indonesia
Masaru Emoto.2006.The True Power Of Water.MQ Publishing.Bandung.
Muh Ali-Ash-Shabunie.1983.Pengantar Ilmu-ilmu Al-Quran.Al Ikhlas. Syrabaya Indonesia.
Muhammad Syahrir.2007.Perjumpaan Dengan Iblis.Lentera Jakarta.
Muhammad Salin Mahyasin.2005.Sejarah Al Quran.Akademika Pressindo Jakarta.
Muhsin Labib.2004.Mengurai Tasawuf Irfan dan Kebatinan.Lentera Jakarta.
Moh Rifai.1984.Perbandingan Agama.Wicaksana.Semarang
Nurcholish 2004.Madjid.Pintu-pintu menuju Tuhan.Paramadina.Jakarta Selatan.
Nashir Makarim Syirazi.2005.Berhubungan dengan Roh.Lentera.Jakarta
Samir bin Amin Zuhari.Azab Kubur, Penyebab dan penangkalnya.Akademika Pressindo Jakarta.
Zarkasyi.1983.Usuludin.Tri Murti.Gontor Ponorogo.
http://simplyvie.com/2006/10/05/sejarah-awal-teori-pembentukan-tata-surya, 9 Desember 2009
http://Syahadat.com, attachment:/41/159-dalil-surga-dan-neraka.htm, 26 Juli 2009
http://my-mercusuar.blogspot.com/Blog Tutorial and Islam Blog_ Asal mula alam semesta.mht, 28 Juli 2009
http://febdian.net/drupal/, 28 Juli 2009
http://muxlim.com/ attachment:/96/default.htm, 24 Juli 2009
http://id.shvoong.com/books/ Menyingkap Alam Ruh.mht, 24 Juli 2009
http://blog.uad.ac.id/.../ 05/20/air-di-galaksi-asing/, 30 Juli 2009
http://1.bp.blogspot.com__OsaEvOWOntI_SEz1Ic0BEqI_AAAAAAAAA-M_v91KR24pwbg_s400_janin.jpg, 30 Juli 2009
http://imagehost.ngobrolaja.com_files_maxi_22greenwheel.jpg, 30 Juli 2009
http://img260.imageshack.us_img260_21_mirrorau5.png, 30 Juli 2009
http://photos-p.friendster.com_photos_65_67_83347656_1_597651987l.jpg, 30 Juli
http://islamlib.com/attachment:/110/default.htm, 4 Agustus 2009
http://www.supermance.com/feed, Asal Usul Manusia Yang Membingungkan, 2 Agustus 2006
http://www.suaramerdeka.com_beta1_news_images_499f050acd729.jpg, 2 Agustus 2009
http://aslamiyah.cybermq.com/attachment:/213/nama-nama-neraka-dan-penghuninya.htm, 4 Agustus 2009
http://www.syahadat.com/attachment:/235/1073-nama-nama-surga-dan-calon-penghuninya.htm, 4 Agustus 2009
http://alam.leoniko.or.id/alam_semesta.htm, 2 Agustus 2009
http://wetty1804.wordpress.com/2008/06/02/hello-world/, 2 Agustus 2009
http://yasirmaster.blogspot.com/ attachment:/323/misteri-bentuk-jagat-raya-dan-materi.html, 2 Agustus 2009
http://osdir.com/ml/attachment:/518/msg01118.html, 7 Agustus 2009
http://www.harunyahya.com/indo/artikel/022.htm, 5 Maret 2010
http://arsumba.com/2010/02/keseimbangan-alam/
http://blog.its.ac.id/ichwanmarine/2008/02/12/dia-menurunkan-hujan-dari-langit/
DAFTAR ISI
- Bab 11 Halaman 10, Allah tidak serupa dengan Makhl...
- Bab 11 Halaman 9, Allah adalah tidak terpengaruh w...
- Bab 11 Halaman 8, Cahaya di atas Cahaya
- Bab 11 Halaman 7, Toeri Penciptaan Alam Semesta
- Bab 11 Halaman 6, Dalil dan Logika terbentuknya Ja...
- Bab 11 Halaman 4, Kenapa jika ada Tuhan kejahatan ...
- Bab 11 Halaman 3, Kebenaran Al-Quran
- Bab 11 Halaman 2, Sifat-Sifat Allah
- Bab 11 Halaman 1, ALAM TUHAN
- Bab 10 Halaman 1, ALAM ENERGI KEDUA (ALAM RUH)
- Bab 9 Halaman 2, Surga (alam energi positif)
- Bab 9 Halaman 1, ALAM SURGA DAN NERAKA
- Bab 8 Halaman 3, Alam Makhsar
- Bab 8 Halaman 2, Hari Kiamat
- Bab 8 Halaman 1, HARI KIAMAT DAN ALAM MAHSYAR
- Bab 7 Halaman 2, Alam Cahaya menurut Fisika
- Bab 7 Halaman 1, ALAM CAHAYA (ALAM MALAIKAT)
- Bab 6 Halaman 2, Alam Barzakh menurut Al-Quran dan...
- Bab 6 Halaman 1, ALAM ENERGI (ALAM BARZAKH/ALAM R...
- Bab 5 halaman 2, Penejelasan Alam Jin Menurut Teor...
- Bab 5 Halaman 1, ALAM API (ALAM JIN)
- Bab 4 Halaman 1, PENGERTIAN ALAM GAIB
- Bab 3 Halaman 7, Asal Mula Alam semesta
- Bab 3 halaman 6, Bentuk galaksi
- Bab 3 Halaman 5, Matahari
- Bab 3 Halaman 4, Komposisi dan struktur
- Bab 3 Halaman 3, Tassili dan Tanzania: kesaksian d...
- Bab 3 Halaman 2, Teori Asal-usul Manusia yang berk...
- Bab 3 Halaman 1, ALAM TANAH (ALAM MANUSIA)
- Bab 2 Halaman 4, Teori string (garis)
- Bab 2 Halaman 3, Tipe-tipe Materi
- Bab 2 Halaman 2, Forsa Gravitasi (Gaya Gravitasi)
- Bab 2 Halaman 1, BENTUK JAGAT RAYA DAN TINGKATAN A...
- Bab 1 Haaman 5, Alam Semesta Paralel
- Bab 1 Halaman 4, SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ASTR...
- Bab 1 Halaman 3, SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ASTR...
- Bab 1 Halaman 2, SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ASTR...
- Bab 1 Halaman 1 KEBESARAN ALAM RAYA SEBAGAI CIPTAA...
No comments:
Post a Comment
Bagaimana Menurut Anda?