Cahaya di atas Cahaya
Dalam
surat An-Nur ayat 35 di atas berbunyi “Cahaya diatas cahaya”, jika kalimat ini
didefinikan dari ilmu fisika berarti kecepatan gerakannya melibih kecepatan
cahaya yang merupakan salah satu sifat Allah. Sehingga pemikiran tentang Allah
merupakan dzat yang mempunyai kecepatan di atas kecepatan cahaya dapat
relevansikan melalui ayat tersebut.
Kami akan memperlihatkan kepada mereka
tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka
sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quraan itu adalah benar. Tiadakah
cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (We will
soon show them Our signs in the Universe and in their own souls, until it will
become quite clear to them that it is the truth. Is it not sufficient as
regards your Lord that He is a witness over all things?)[QS.41:53]
“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat
untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.”
[Al ‘Ankabuut 43]
Allah Maha Besar (Allah Tidak terpengaruh ruang)
Bumi
yang sekarang didiami oleh sekitar 8 milyar manusia, keliling lingkarannya
sekitar 40 ribu kilometer panjangnya. Matahari, keliling lingkarannya sekitar
4,3 juta kilometer panjangnya. Matahari, dan 8 planetnya yang tergabung dalam
Sistem Tata Surya, tergabung dalam galaksi Bima Sakti yang panjangnya sekitar
100 ribu tahun cahaya (kecepatan cahaya=300 ribu kilometer/detik!) bersama
sekitar 100 milyar bintang lainnya. Galaksi Bima Sakti, hanyalah 1 galaksi di
antara ribuan galaksi lainnya yang tergabung dalam 1 “Cluster”. Cluster ini
bersama ribuan Cluster lainnya membentuk 1 Super Cluster. Sementara ribuan
Super Cluster ini akhirnya membentuk “Jagad Raya” (Universe) yang bentangannya
sejauh 30 Milyar Tahun Cahaya!
Harap
diingat, angka 30 Milyar Tahun Cahaya baru angka estimasi saat ini, karena
jarak pandang teleskop tercanggih baru sampai 15 Milyar Tahun Cahaya.
Bayangkan, jika jarak bumi dengan matahari yang 150 juta kilometer ditempuh
oleh cahaya hanya dalam 8 menit, maka seluruh Jagad Raya baru bisa ditempuh
selama 30 milyar tahun cahaya. Itulah kebesaran ciptaan Allah! Jika kita yakin
akan kebesaran ciptaan Tuhan, maka hendaknya kita lebih meyakini lagi kebesaran
penciptanya.
Berapa
banyak benda yang tidak bisa dilihat atau didengar manusia, tapi pada
kenyataannya benda itu ada?
Betapa
banyak benda langit yang jaraknya milyaran, bahkan mungkin trilyunan cahaya
yang tidak pernah dilihat manusia, tapi benda itu sebenarnya ada?
Berapa
banyak zakat berukuran molekul, bahkan nukleus (rambut dibelah 1 juta),
sehingga manusia tak bisa melihatnya, ternyata benda itu ada? (manusia baru
bisa melihatnya jika meletakkan benda tersebut di bawah mikroskop yang amat
kuat).
Berapa
banyak gelombang (entah radio, elektromagnetik. Listrik, dan lain-lain) yang
tak bisa dilihat, tapi ternyata hal itu ada. Benda itu ada, tapi panca indera
manusia lah yang terbatas, sehingga tidak mengetahui keberadaannya.
Logika Tentang Allah Maha Besar
Tata surya
adalah gugusan planet-planet yang berpusat pada satu matahari atau bintang.
Menurut para ilmuwan jarak dari pinggiran tata surya kita ke pusatnya, yaitu
matahari adalah antara 13.000.000.000 sampai 18.000.000.000 kilometer. Matahari
kita adalah salah satu dari 400.000.000.000 bintang di dalam galaksi Bima
Sakti. Sedangkan Bima Sakti adalah salah satu dari 100.000.000.000 galaksi di
alam semesta ini. Dapatkah Anda membayangkan seberapa luas ruang alam semesta
ini? Tetapi seberapa besarpun seseorang kalau ia tidak melampaui ruang
dan waktu ia tidak dapat dikatakan mahabesar. Karena tuhan semacam itu masih
dibatasi oleh ukuran-ukuran jarak, waktu dan jumlah dan lain-lain.
Setiap
kejadian pasti mempunyai sebab. Segala sesuatu yang tidak kekal ( dapat berubah
) pasti mempunyai sebab yang membuat ia ada. Tetapi Dia yang kekal ( tidak
berubah ) tidak mempunyai sebab apapun yang membuat Dia ada ( karena apapun
yang ada penyebabnya tidak akan disebut kekal ). Jadi jika segala sesuatu yang
tidak kekal ( misal alam semesta dan segala isinya dan kejadiannya ) ditelusuri
sampai kepada penyebabnya yang mula-mula, pastilah itu adalah Allah yang kekal,
yang tidak mempunyai penyebab.
Alam semesta
ini adalah suatu ruang yang amat sangat luas ( yang berisi berbagai materi ),
yang belum diketahui batas-batasnya. Bersama dengan ruang, ada dimensi waktu.
Tampaknya ruang dan waktu itu adalah dua dimensi yang tak terpisahkan. Waktu
ada karena adanya ruang, karena segala yang ada di bawah langit atau di dalam
ruang mempunyai waktunya sendiri. Adanya ruang membuat benda-benda (materi)
mempunyai jarak antara satu dengan yang lainnya, dan ini menciptakan waktu dan
gerakan atau peristiwa. Untuk menempuh suatu jarak dibutuhkan waktu tertentu.
Misalkan bagi sebuah wahana ruang angkasa dari bumi dibutuhkan waktu untuk
mencapai suatu planet lain tertentu. Ada
waktu yang dibutuhkan bagi atom-atom dan elektron-elektron untuk bergerak berpindah
tempat.
Tetapi bagi
apa saja yang ada dalam sebuah ruang dan dibatasi oleh ruang, ia juga
berada dalam suatu waktu dan dibatasi oleh suatu waktu tertentu, yaitu waktu
sekarang. Masa lampau sudah berlalu dan masa depan belum terjadi baginya. Ia
selalu ada dalam sepotong masa sekarang yang sempit. Baginya masa lampau sudah
lewat sedang masa depan belum dikecapnya.
Tetapi tidak
demikian dengan Allah mahabesar yang mengatasi ruang dan waktu. Ia ada
dimanapun di dalam ruang dan waktu itu, dan bahkan tidak dibatasi oleh ruang
dan waktu itu. Itu berarti bahwa bagi Allah segala macam ukuran yang ada dalam
alam semesta ini tidak menjadi rintangan bagi Tuhan. Jadi bagi Dia tidak ada
bedanya satu triliun kilometer dengan satu nanometer (sepersejuta meter). Tidak
ada bedanya masa lampau, masa sekarang dan masa depan bagi Tuhan. Bagi Tuhan
kecepatan gerakan cahaya sama dengan kecepatan gerakan seekor siput. Massa dari bintang-bintang yang terbesar sama saja dengan massa atom-atom yang
terkecil yang beterbangan di udara. Ia melihat ke dalam dunia atom tersebut
sejelas Ia melihat kepada galaksi-galaksi raksasa. Ia melihat keseluruhan
realitas ruang dan waktu itu seperti seseorang yang melihat sebuah lukisan.
Bahkan sebenarnya jauh lebih daripada itu.
Adalah
menakjubkan bahwa menurut para ilmuwan tubuh manusia mengandung 1 oktiliun
atom. 1 oktiliun adalah angka satu yang diikuti oleh 27 angka nol di
belakangnya. Dan atom itu sendiri sebenarnya adalah bagaikan sebuah tata surya
dalam ukuran yang sangat kecil. Dan tata surya kecil tersebut sebagian besar
berisi ruangan kosong sehingga jika 1 oktilion tata surya kecil tersebut dapat
dipadatkan ia akan menjadi sebutir debu yang sangat kecil yang hanya dapat
dilihat lewat mikroskop. Dan yang menakjubkan adalah bahwa Tuhan yang mengatasi
segala ruang dan waktu tidak mempunyai kesulitan sedikitpun untuk mengontrol
secara detail semua atom yang terdapat di alam semesta ini dengan secara
bersamaan atau sekaligus. Itulah sebagian gambaran mengenai apa artinya bahwa
Tuhan mahabesar.
Semua yang
terjadi dalam kehidupan seseorang sudah tertulis bagi-Nya sebelum semuanya itu
terjadi bagi orang tersebut. Itu semuanya berarti semua pikirannya, gerakannya,
perasaannya; setiap sel, setiap proses kimia dalam tubuhnya. Sebelum seseorang
berbicara. Tuhan sudah mengetahuinya lebih dahulu apa yang akan dikatakannya.
Apapun yang sedang dilakukan seseorang, dan dimanapun, Tuhan selalu tahu. Bagi
Tuhan tidak ada perbedaan antara terang dan gelap, sehingga kegelapan tidak
membuat sesuatu menjadi lebih tidak terlihat bagi-Nya. Tidak ada sesuatu yang
tersembunyi bagi Tuhan.
Bahkan Tuhan
mengawasi pada waktu sel demi sel tubuh kita sedang ditenun di dalam rahim.
Bahkan “ilah-ilah genetis” ( genetic gods ) pun takluk secara mutlak
kepada-Nya. Ilah-ilah genetis memang sangat mempengaruhi kehidupan seorang
manusia, tetapi “ilah-ilah” ini sepenuhnya ditulis dan dikontrol oleh Allah
yang sudah tahu akan segala sesuatu dari awal sampai akhirnya.. Ya, Tuhanlah
yang merancang dan mengendalikan “ilah-ilah genetis” itu menurut kehendak-Nya.
Tuhanlah yang
menciptakan alam semesta ini dan semua hukum-hukum yang mengaturnya. Ini
berarti juga bahwa segala peristiwa yang terjadi di alam semesta dimulai dari
Dia. Seluruh rangkaian sebab-akibat peristiwa tersebut adalah bagaikan jalinan
kapas yang membentuk benang yang kemudian dibentuk menjadi suatu kain yang
bergambar lukisan sejarah seluruh alam semesta ini.
Jadi karena
semua yang ada dan yang terjadi di alam semesta ini adalah rangkaian sebab
akibat ( yang diatur oleh hukum-hukum tertentu ) maka kalau semua itu
ditelusuri sampai kepada pangkalnya, apakah pangkalnya? Pangkalnya pasti adalah
satu momen atau aksi tertentu yang menimbulkan serangkaian reaksi berantai dari
peristiwa sebab akibat tersebut. Tetapi siapakah yang memicu satu momen yang
menjadi pangkal semua kejadian itu? Bukankah itu adalah sesuatu yang ada tetapi
yang tidak mempunyai penyebab?
Secara logis
dapat dikatakan bahwa semua hal yang mempunyai sebab adalah segala sesuatu yang
berubah dan dapat berubah, bukan? Tetapi hal yang tidak berubah atau kekal itu
ada tanpa sebab apapun. Jadi ‘pemicu’ segala sesuatu itu pasti bersifat kekal,
karena ia tidak ada sebabnya. Karena segala sesuatu yang ada di dalam alam
semesta ini berubah atau tidak kekal, maka pasti ‘pemicu’ yang bersifat kekal
itu berasal dari luar alam semesta, ia pasti lebih besar daripada alam semesata
ini, lebih besar daripada ruang dan waktu ini. Dan itulah Tuhan yang disebut
mahabesar.
Kesimpulannya,
semua peristiwa yang terjadi merupakan dampak peristiwa-peristiwa sebelumnya.
Dan yang mengawali semua jalinan peristiwa itu adalah Tuhan sendiri. Bagaikan
seseorang pemain bilyar yang dengan sebuah pukulan, mengantisipasi dan
mengontrol serangkaian peristiwa di atas papan permainan demikianlah Tuhan yang
mengawali kejadian alam semesta ini, mengontrol semua peristiwa dalam alam
semesta ini. Tetapi kendali seorang pemain bilyar itu terbatas sedang kendali
Tuhan tak terbatas dan mutlak. Ya, Tuhan tidak ( seperti ) bermain dadu (
kata Einstein ), tetapi ( lebih seperti ) bermain bilyar.
Implikasi
logis ( tapi sulit dipercaya ) yang lebih lanjut dari semua paparan di atas
adalah bahwa bagi Tuhan tidak ada suatu peristiwa apapun yang terjadi secara
kebetulan. Karena pemicu pertama segala peristiwa adalah Tuhan, sedang Tuhan
tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, maka pasti pada ‘waktu’ Tuhan ‘memicu’
peristiwa pertama, pada ‘waktu’ itu pula Tuhan mengetahui semua rangkaian
peristiwa yang mengikutinya, dari awal sampai akhir! Jadi memang semua
peristiwa ada dalam kendali-Nya, sudah diantisipasi oleh Dia, tidak ada yang
lolos tercecer. Dia tahu semua kejadian dari awal sampai akhir dari alam
semesta dan mengontrol semua gerakan atau momen yang terjadi di dalam alam
semesta ini, sekalipun itu adalah helai demi helai daun-daun kering yang
menari-nari di jalanan karena dihembus angin, atau butir demi butir debu yang
beterbangan di udara.
Itulah
implikasi logis dari Dia yang dikatakan mengatasi ruang dan waktu. Ia melihat
ruang dan waktu dan gerakan, terpapar dengan sangat gamblang di hadapan-Nya
seperti lukisan saja. Dan Ia adalah Pelukisnya sehingga Ia tentu saja tidak
dibatasi oleh bingkai lukisan tersebut. Juga Ia dengan bebas bisa saja ada
dalam lukisan tersebut tetapi Ia tidak dibatasi olehnya. Sesungguhnya sejarah
alam semesta ini bagi Tuhan adalah sebuah lukisan yang sudah selesai dan catnya
sudah mengering.
Bagi seorang
penulis novel segala peristiwa yang terjadi di dalam novelnya itu sudah
terjadi, bukan? Karena sang penulis, tidak sebagaimana para pelaku di dalam
novel tersebut, tidak hidup dalam masa sekarang yang bergerak dari satu momen
ke momen berikutnya. Ia ‘ada di mana-mana’ di setiap momen dan di setiap tempat
di dalam novel tersebut. Jadi sebagaimana sang penulis tidak pernah terlalu
‘sibuk’ mengatur setiap peristiwa di dalam novelnya tersebut, Tuhan tidak
pernah terlalu ‘sibuk’ untuk mengatur setiap peristiwa yang ada di dalam alam
semesta ini.
Misalnya
seorang tokoh yang bernama Giar di dalam novel tersebut sedang memasak ketika
kemudian terdengar suara yang sangat keras megejutkan dia… Nah, di antara
waktu memasak Giar dan terdengarnya suara keras itu tidak ada selang waktu bagi
Giar. Tetapi bagi si penulis di antara dua peristiwa itu mungkin ia tidur dulu
sebentar, atau merenung, atau minum kopi dulu kemudian jalan-jalan ke mal.
Kemudian ia memikirkan tokoh Giar tersebut sampai berjam-jam. Tetapi semua
kegiatan si penulis itu sama sekali tidak ada di dalam novel tersebut, di dalam
waktu Giar tersebut, sekalipun itu dilakukan di antara dua peristiwa yang
berurutan yang dialami Giar di dalam novel itu.
Jadi Allah
tidak pernah diburu-buru oleh waktu karena Allah, tidak seperti kita, tidak
hidup di dalam ‘sepotong kecil waktu sekarang’, yang kita sebut dengan momen.
Allah tidak terlalu sibuk jika Dia berurusan dengan kita sekarang dan pada
waktu yang sama, dengan 6 milyar orang yang lain. Hidup kita dan semua orang
lain terus bergerak dari satu momen ke momen berikutnya dalam urutan waktu:
waktu dulu, waktu sekarang dan waktu kemudian. Tetapi bagi Allah semua momen
itu adalah waktu sekarang.
Tuhan itu
mahabesar sehingga segala sesuatu ada di dalam Dia. Karena itu juga segala
sesuatu ada dalam kendali-Nya, artinya Tuhan mahakuasa. Tidak ada yang mustahil
bagi Tuhan. Tetapi apakah karena itu Tuhan dapat melakukan apa saja? Ternyata
tidak demikian. Ada
beberapa hal yang Tuhan tidak bisa lakukan.
Tuhan tidak
bisa mengubah diri-Nya sedemikian rupa sehingga ada suatu peristiwa yang berada
di luar kendali-Nya. Kalau Tuhan membuat sesuatu itu ada di luar kendali-Nya
tentu Dia menjadi tidak mahabesar lagi. Itu tidak mungkin terjadi karena Dia
tidak bisa berubah. Ia tetap mahabesar dan mahakuasa.
Dzat Allah
adalah dzat yang sangat cepat yang kecepatannya sampai tak terbayangkan oleh
manusia. Dengan asumsi tersebut kita dapat menjabarkan kebesaran Allah sebagai
berikut : Saat ini Pukul 08.00 pagi, Allah berada di Jakarta, kemudian Allah
menuju Yogyakarta, dengan kecepatannya Allah sampai di yogyakarta pada waktu yang sama yaitu pukul
08.00 pagi, lalu timbul pertanyaan ? dimanakah Allah pada jam 08.00 pagi ini?
Dia ada di Jakarta dan di Yogyakarta.
Dari logika di
atas dengan kecepatan-Nya dia dapat berada di yogyakarta dan berada di galaksi
manapun pada waktu yang sama bahkan alam manapun dan kapanpun. Sehingga bentuk
Allah tidak dapat diperkirakan, dia dapat berbentuk apapun sesuai dengan
keinginanya dan dia berada dimanapun sampai di dalam rongga-rongga tubuh kita.
Jadi Allah maha besar karena dia berada dimana-mana. Jadi jika kita melakukan
dosa Allah akan tahu, jika kita melakukan kebaikan Allah juga akan tahu, jika
kita menginginkan sesuatu Allah akan tahu karena dengan kecepatanya dia akan
berada dimanapun bahkan dihati kecil kita.
Ayat-ayat
Al-quran yang menerangkan tentang Allah Maha Besar :
Allah, tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus
menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya
apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah
tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya. Kursi [161] Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak
merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi maha besar.
( QS. Al Baqarah 2:255 )
Kaum laki-laki
itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan
sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena
mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka
wanita yang saleh, ialah yang ta'at kepada Allah lagi memelihara diri [289]
ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka) [290].
Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya [291], maka nasehatilah mereka
dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian
jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk
menyusahkannya [292]. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi maha besar. (
QS. An Nisaa 4:34 )
Kuasa Allah)
yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq
dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang
batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi maha besar.
( QS. Al Hajj 22:62 )
Demikianlah,
karena sesungguhnya Allah, Dia-lah yang hak [1186] dan sesungguhnya apa saja
yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil; dan sesungguhnya Allah
Dialah Yang Maha Tinggi lagi maha besar. (
QS. Luqman 31:30 )
Yang demikian
itu adalah karena kamu kafir apabila Allah saja disembah. Dan kamu percaya
apabila Allah dipersekutukan. Maka putusan (sekarang ini) adalah pada Allah
Yang Maha Tinggi lagi maha besar. ( QS. Al Mu'min 40:12 )
Kepunyaan-Nya-lah
apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Dialah yang Maha Tinggi
lagi maha besar. ( QS. Asy Syuura 42:4 )
Maka
bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang maha besar.
( QS. Al Waaqi'ah 56:74 )
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakr Jabir Al-Jazairi.2000.Ensiklopedi Muslim.Darul Fikr.Jakarta Timur.
Ahmad Barizi.2004.Pandangan Muhammad Abduh tentang Dunia Malaikat.Hikmah.Jakarta.
Ahsin W,dkk.2008.Kamus Ilmu Al-Quran.Sinar Grafika Offset.Jakarta
Al fauzan, dkk.1998.Kitab Tauhid.Perpustakaan Nasional RI.Jakarta
Departemen Agama.2002.Al-Quran dan Terjemahnya.Mekar Surabaya.
Fatah Idris, Mustofa.1994.Jalan Menuju Surga.Al Ikhlas. Surabaya Indonesia
Masaru Emoto.2006.The True Power Of Water.MQ Publishing.Bandung.
Muh Ali-Ash-Shabunie.1983.Pengantar Ilmu-ilmu Al-Quran.Al Ikhlas. Syrabaya Indonesia.
Muhammad Syahrir.2007.Perjumpaan Dengan Iblis.Lentera Jakarta.
Muhammad Salin Mahyasin.2005.Sejarah Al Quran.Akademika Pressindo Jakarta.
Muhsin Labib.2004.Mengurai Tasawuf Irfan dan Kebatinan.Lentera Jakarta.
Moh Rifai.1984.Perbandingan Agama.Wicaksana.Semarang
Nurcholish 2004.Madjid.Pintu-pintu menuju Tuhan.Paramadina.Jakarta Selatan.
Nashir Makarim Syirazi.2005.Berhubungan dengan Roh.Lentera.Jakarta
Samir bin Amin Zuhari.Azab Kubur, Penyebab dan penangkalnya.Akademika Pressindo Jakarta.
Zarkasyi.1983.Usuludin.Tri Murti.Gontor Ponorogo.
http://simplyvie.com/2006/10/05/sejarah-awal-teori-pembentukan-tata-surya, 9 Desember 2009
http://Syahadat.com, attachment:/41/159-dalil-surga-dan-neraka.htm, 26 Juli 2009
http://my-mercusuar.blogspot.com/Blog Tutorial and Islam Blog_ Asal mula alam semesta.mht, 28 Juli 2009
http://febdian.net/drupal/, 28 Juli 2009
http://muxlim.com/ attachment:/96/default.htm, 24 Juli 2009
http://id.shvoong.com/books/ Menyingkap Alam Ruh.mht, 24 Juli 2009
http://blog.uad.ac.id/.../ 05/20/air-di-galaksi-asing/, 30 Juli 2009
http://1.bp.blogspot.com__OsaEvOWOntI_SEz1Ic0BEqI_AAAAAAAAA-M_v91KR24pwbg_s400_janin.jpg, 30 Juli 2009
http://imagehost.ngobrolaja.com_files_maxi_22greenwheel.jpg, 30 Juli 2009
http://img260.imageshack.us_img260_21_mirrorau5.png, 30 Juli 2009
http://photos-p.friendster.com_photos_65_67_83347656_1_597651987l.jpg, 30 Juli
http://islamlib.com/attachment:/110/default.htm, 4 Agustus 2009
http://www.supermance.com/feed, Asal Usul Manusia Yang Membingungkan, 2 Agustus 2006
http://www.suaramerdeka.com_beta1_news_images_499f050acd729.jpg, 2 Agustus 2009
http://aslamiyah.cybermq.com/attachment:/213/nama-nama-neraka-dan-penghuninya.htm, 4 Agustus 2009
http://www.syahadat.com/attachment:/235/1073-nama-nama-surga-dan-calon-penghuninya.htm, 4 Agustus 2009
http://alam.leoniko.or.id/alam_semesta.htm, 2 Agustus 2009
http://wetty1804.wordpress.com/2008/06/02/hello-world/, 2 Agustus 2009
http://yasirmaster.blogspot.com/ attachment:/323/misteri-bentuk-jagat-raya-dan-materi.html, 2 Agustus 2009
http://osdir.com/ml/attachment:/518/msg01118.html, 7 Agustus 2009
http://www.harunyahya.com/indo/artikel/022.htm, 5 Maret 2010
http://arsumba.com/2010/02/keseimbangan-alam/
http://blog.its.ac.id/ichwanmarine/2008/02/12/dia-menurunkan-hujan-dari-langit/
DAFTAR ISI
- Bab 11 Halaman 10, Allah tidak serupa dengan Makhl...
- Bab 11 Halaman 9, Allah adalah tidak terpengaruh w...
- Bab 11 Halaman 8, Cahaya di atas Cahaya
- Bab 11 Halaman 7, Toeri Penciptaan Alam Semesta
- Bab 11 Halaman 6, Dalil dan Logika terbentuknya Ja...
- Bab 11 Halaman 4, Kenapa jika ada Tuhan kejahatan ...
- Bab 11 Halaman 3, Kebenaran Al-Quran
- Bab 11 Halaman 2, Sifat-Sifat Allah
- Bab 11 Halaman 1, ALAM TUHAN
- Bab 10 Halaman 1, ALAM ENERGI KEDUA (ALAM RUH)
- Bab 9 Halaman 2, Surga (alam energi positif)
- Bab 9 Halaman 1, ALAM SURGA DAN NERAKA
- Bab 8 Halaman 3, Alam Makhsar
- Bab 8 Halaman 2, Hari Kiamat
- Bab 8 Halaman 1, HARI KIAMAT DAN ALAM MAHSYAR
- Bab 7 Halaman 2, Alam Cahaya menurut Fisika
- Bab 7 Halaman 1, ALAM CAHAYA (ALAM MALAIKAT)
- Bab 6 Halaman 2, Alam Barzakh menurut Al-Quran dan...
- Bab 6 Halaman 1, ALAM ENERGI (ALAM BARZAKH/ALAM R...
- Bab 5 halaman 2, Penejelasan Alam Jin Menurut Teor...
- Bab 5 Halaman 1, ALAM API (ALAM JIN)
- Bab 4 Halaman 1, PENGERTIAN ALAM GAIB
- Bab 3 Halaman 7, Asal Mula Alam semesta
- Bab 3 halaman 6, Bentuk galaksi
- Bab 3 Halaman 5, Matahari
- Bab 3 Halaman 4, Komposisi dan struktur
- Bab 3 Halaman 3, Tassili dan Tanzania: kesaksian d...
- Bab 3 Halaman 2, Teori Asal-usul Manusia yang berk...
- Bab 3 Halaman 1, ALAM TANAH (ALAM MANUSIA)
- Bab 2 Halaman 4, Teori string (garis)
- Bab 2 Halaman 3, Tipe-tipe Materi
- Bab 2 Halaman 2, Forsa Gravitasi (Gaya Gravitasi)
- Bab 2 Halaman 1, BENTUK JAGAT RAYA DAN TINGKATAN A...
- Bab 1 Haaman 5, Alam Semesta Paralel
- Bab 1 Halaman 4, SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ASTR...
- Bab 1 Halaman 3, SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ASTR...
- Bab 1 Halaman 2, SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ASTR...
- Bab 1 Halaman 1 KEBESARAN ALAM RAYA SEBAGAI CIPTAA...
No comments:
Post a Comment
Bagaimana Menurut Anda?